• Beranda
  • Berita
  • Dinas perikanan Palembang manfaatkan ekskavator kembangkan perikanan

Dinas perikanan Palembang manfaatkan ekskavator kembangkan perikanan

20 Oktober 2018 04:36 WIB
Dinas perikanan Palembang manfaatkan ekskavator kembangkan perikanan
Foto aerial keramba budidaya ikan air tawar di Danau Rawa Pening, Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (8/10/2018). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/pras.
Palembang (ANTARA News) - Dinas Perikanan Kota Palembang, Sumatera Selatan berupaya memanfaatkan secara maksimal alat berat ekskavator bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mengembangkan potensi perikanan kota setempat.

Alat berat tersebut akan dipinjamnkan kepada kelompok budi daya ikan dan warga kota yang akan membuka kolam ikan untuk kegiatan usaha budi daya ikan, kata Kepala Dinas Perikanan Kota Palembang Aprizal Hasyim, di Palembang, Jumat (19/10).

Menurut dia, selama ini warga mengalami kesulitan untuk membuka kolam atau tambak ikan karena mengandalkan tenaga manusia.

Dengan adanya alat berat bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan itu, kegiatan pembukaan kolam ikan bisa lebih mudah dan cepat, katanya.

Dia menjelaskan, dengan memanfaatkan alat berat/ekskavator itu, warga yang tergabung dalam kelompok budi daya ikan bisa mengembangkan potensi perikanan dengan membuka lebih banyak kolam baru.

Baca juga: Pusat Kuliner Perikanan Palembang jadi percontohan

Dengan adanya penambahan kolam budi daya baru, diharapkan dapat mendorong peningkatan produksi ikan dan mengurangi ketergantungan pasokan ikan dari daerah lain, katanya.

Menurut dia, hingga kini pasokan ikan ke Pasar Induk Jakabaring dan pasar tradisional Palembang, masih tergantung dari sejumlah daerah sekitar.

"Ikan yang dijual di pasar untuk memenuhi kebutuhan warga Ibu kota Provinsi Sumsel itu dipasok dari beberapa kabupaten terdekat seperti Ogan Ilir dan Banyuasin," ujarnya.

Kebutuhan ikan masyarakat kota ini setiap harinya rata-rata 15 ton, sementara kemampuan petambak dan nelayan setempat untuk memenuhi kebutuhan itu hanya empat ton per hari.

Kekurangan pasokan dari petambak dan nelayan lokal sekarang ini dipenuhi dari luar daerah dan menjadi tantangan pihaknya untuk mengatasi masalah tersebut, kata Aprizal. 

Baca juga: Bantul kembangkan budi daya ikan hemat lahan
 

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018