• Beranda
  • Berita
  • Kesultanan Deli sesalkan penghancuran situs Putri Hijau

Kesultanan Deli sesalkan penghancuran situs Putri Hijau

20 Oktober 2018 11:32 WIB
Kesultanan Deli sesalkan penghancuran situs  Putri Hijau
Seorang pemandu wisata menjelaskan sejarah perjalanan Kesultanan Deli kepada para wisatawan di Istana Maimun Medan, Sabtu (26/12). Istana Maimun merupakan peninggalan sejarah Kesultanan Deli yang saat ini menjadi salah satu ikon Kota Medan. FOTO ANTARA/Irsan Mulyadi/ss/ama/09
Medan  (ANTARA News) - Kesultanan Deli menyesalkan penghancuran situs bersejarah budaya Melayu, Benteng Puteri Hijau yang berada di Deli Tua, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.

 Juru bicara Kesultanan Deli, Prof.Dr. OK.Saidin gelar Datuk Seri Amar Lela Cendekia di Medan, Sabtu, mengatakan sebagai bagian Wilayah Keadatan Kesultanan Deli yang memiliki pertalian kultural dengan situs ini,  pihaknya mengutuk tindakan penghancuran tersebut.

 Hal itu, menurutnya, bukti Pemkab Deliserdang tidak serius memaknai sejarah. Hal itu, lanjut dia, tidak saja menyakitkan hati dan mengusik simbol peradaban Puak Melayu, tetapi  juga merupakan pelanggaran hukum karena mencoba untuk menghilangkan situs budaya.

 "Ini penghilangan atas sesuatu yang sangat berharga bagi Sejarah Kesultanan Deli. Upaya penghilangan memori historis yang menggiring generasi muda ke depan lupa akan sejarah bangsanya sendiri," jelasnya.

 Untuk itu pihaknya meminta agar aparat penegak hukum mengusut tuntas termasuk aspek pidana seputar terbitnya izin terkait perusakan situs bersejarah tersebut.

 Kepada wakil rakyat yang duduk di DPRD Deli Serdang perlu bersidang meminta penjelasan tentang kondisi tersebut, ujarnya.

 "Kami juga telah menyiapkan surat khusus yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo Gelar Tuanku Seri Indera Utama Junjungan Negeri untuk menyikapi pelanggaran tersebut," katanya.

 Baca juga: Presiden Jokowi kini bergelar Tuanku Sri Indra Utama Junjungan Negeri
Baca juga: Rumah Limas menjadi situs sejarah Melayu

Pewarta: Juraidi
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018