Baca juga: DKI mulai tempatkan pedagang jembatan Tanah Abang
"JPM terhubung dengan stasiun Tanah Abang lama yang merupakan bagian pelengkap dari TOD (Transit Oriented Development) nantinya," kata Direktur Utama PD Pembangunan Sarana Jaya, Yoory C Pinontoan di Jakarta, Senin.
Stasiun Tanah Abang merupakan stasiun kereta dengan jumlah penumpang terpadat. Hampir setiap pagi dan sore stasiun dipenuhi ratusan ribu orang keluar dan masuk pada setiap harinya.
Baca juga: JPM Tanah Abang belum selesai tetap difungsikan
Yoory, menjelaskan JPM Tanah Abang tidak hanya sebagai tempat penampungan PKL, tetapi juga utamanya adalah memudahkan pejalan kaki untuk berintegrasi dengan moda transportasi lainnya.
Selain itu, JPM juga difungsikan untuk pejalan kaki yang hendak ke kawasan Pasar Tanah Abang Blok F dan G atau ke arah Jatibaru.
Baca juga: 100 pedagang tempati kios di JPM Tanah Abang
"Fungsi JPM ini utamanya bukan hanya untuk penampungan PKM (Pedagang Kecil Mandiri), namun jembatan ini kita buat juga untuk integrasi antarmoda," katanya.
Di sekitar JPM rencananya akan ada kereta, Transjakarta, dan angkutan non Transjakarta yang saat ini dikenal dengan sistem "JakLingko", selain juga bisa dipakai PKM.
Yoory menambahkan, bahwa proses pembangunan JPM Tanah Abang masih sesuai dengan rencana. Diharapkan Akhir bulan Oktober dapat segera difungsikan untuk umum.
Baca juga: Proyek JPM Tanah Abang dipercepat
"Untuk rencana jangka menengahnya skybridge nanti halte-haltenya kita siapkan juga. Tapi saat ini kan halte-haltenya belum jadi, halte yang dibangun dibuat untuk memberikan askes penumpang Transjakarta dan angkutan umum yang biasa melewati Tanah Abang," ucap Yoory.
Dia mengatakan JPM atau "skybridge" Tanah Abang, Jakarta Pusat, tidak hanya dilengkapi sarana dan prasarana pada umumnya.
"Jadi tidak hanya dilengkapi sarana dan prasarana untuk pejalan kaki serta pedagang, tapi kita juga melihat estetikanya sehingga mengubah image Tanah Abang. Dan Untuk keamanan JPM, akan ada pemasangan kamera CCTV di tiap sudut jembatan," kata Yoory.
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2018