Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 101 anak korban bencana di Sulawesi Tengah dilaporkan hilang atau terpisah dari keluarganya saat bencana tersebut terjadi.Kita upayakan mereka diasuh oleh keluarga, karena itu yang terbaik. Jika tidak ada lagi orang tuanya maka bisa diasuh keluarga terdekat, opsi adopsi merupakan pilihan terakhir.
"Ada 101 anak yang telah teregistrasi sebagai anak hilang, terpisah dari orang tuanya dan anak yang sebatang kara," kata Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa.
Dari jumlah tersebut sebanyak 71 laporan masuk melalui registrasi langsung di Sekretariat Bersama dan 29 laporan yang didata melalui media sosial.
"Alhamdulillah melalui upaya penelusuran tim Sekretariat Bersama, telah berhasil dilakukan reunifikasi pada tujuh anak yang terpisah akibat bencana Sulteng," kata Agus.
Dirjen Rehabilitasi Sosial Edi Suharto mengatakan, terkait anak yang terpisah dari keluarganya, Kemensos terus berupaya melakukan penelusuran untuk mencari anggota keluarganya.
"Kita upayakan mereka diasuh oleh keluarga, karena itu yang terbaik. Jika tidak ada lagi orang tuanya maka bisa diasuh keluarga terdekat, opsi adopsi merupakan pilihan terakhir," ujar Edi.
Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kemensos Nahar menjelaskan, Kemensos dengam UNICEF membuka registrasi anak yang belum ada pendamping.
"Kita terus lakukan pendataan termasuk di Makassar agar terdata lalu kita himpun agar meminimalisir mereka dari dampak yang tidak diinginkan," kata Nahar.
Dia mengatakan, usia rata-rata anak yang dilaporkan hilang atau terpisah dari keluarganya tersebut antara 7-10 tahun.
Bagi yang kehilangan anggota keluarganya, bisa melapor ke posko terdekat atau menghubungi kontak center yang terdapat di edaran Kemensos atau langsung ke kantor polisi.*
Baca juga: Puluhan anak dilaporkan hilang saat bencana Sulteng
Baca juga: Kemensos upayakan reunifikasi anak hilang saat bencana
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018