"Ini merupakan komitmen pemerintah untuk mengangkat daerah perbatasan dari ketertinggalan. Ini menunjukkan bahwa pemerintah memberikan keberpihakan dan afirmasi lebih untuk desa terdepan dan terluar agar bisa mengejar ketertinggalan dari desa-desa lain yang lebih maju," katanya di Jakarta, Kamis.
Eko menjelaskan saat ini ada 41 kabupaten dalam kategori daerah terluar dan terdepan, atau hampir 10 persen dari total 434 kabupaten yang ada di Indonesia. Di 41 kabupaten tersebut, dana desa telah digunakan untuk membangun 9.510.202 meter jalan desa, 130.596 meter jembatan, 1.066 unit tambatan perahu, 1.445 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), 610 pasar desa, 680 embung, 1.289 unit sarana olahraga, dan 4.42 unit irigasi.
Dana desa juga digunakan untuk membangun 1.797 Posyandu, 1.003.041 meter drainase, 9.076 unit fasilitas mandi cuci kakus (MCK),1.925 unit Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 18.140 unit sarana air bersih, 4.792 unit penahan tanah, 4.689 sumur, dan 570 Polindes di daerah terluar dan terdepan tersebut.
"Hampir semua desa infrastrukturnya sudah cukup. Makanya dana desa mulai digunakan untuk pemberdayaan SDM (Sumber Daya Manusia) dan pemberdayaan ekonomi," tambah dia.
Ia mengatakan dalam empat tahun terakhir pemerintah mengalokasikan Rp187 triliun untuk dana desa dan menyalurkan 80 persen dana desa secara merata ke seluruh desa di Indonesia.
"Dan 20 persen untuk afirmasi tambahan untuk desa miskin, sehingga desa miskin bisa mengejar desa maju," katanya.
Dana desa, ia mengatakan, diharapkan digunakan untuk membangun sarana-prasarana penunjang peningkatan ekonomi desa supaya selanjutnya desa bisa mandiri dan tidak bergantung pada bantuan dana pemerintah.
Baca juga:
Pemerintah salurkan Rp187 triliun dana desa dalam empat tahun
Pemerintah masih bahas mekanisme transfer Dana Kelurahan
Pewarta: Indriani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018