Jakarta (ANTARA News) - Sulawesi Tengah diperkirakan membutuhkan hunian sementara bagi 23.413 keluarga yang terdampak bencana, kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.Kami mengimbau dunia usaha, perbankan dan lain-lain bisa membantu pembangunan hunian sementara...
"Angka itu hanya perkiraan masih perlu verifikasi. Hingga saat ini belum dapat dipastikan berapa jumlah hunian sementara yang diperlukan," katanya dalam jumpa pers di Pusat Pengendalian Operasi BNPB, Graha BNPB, Jakarta, Jumat.
Sutopo mengatakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan membangun 1.200 barak yang masing-masing bisa menampung 12 kepala keluarga sehingga akan dapat menampung 14.400 keluarga. Kekurangan hunian sementara untuk 9.013 kepala keluarga akan dibangun dengan bantuan masyarakat dan sektor swasta.
Saat ini, yang sudah merencanakan dan sedang membangun hunian sementara untuk warga terdampak bencana di Sulawesi Tengah meliputi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Badan Amil Zakat Nasional Tanggap Bencana, Palang Merah Indonesia (PMI) dan Sinergi BUMN (BNI, BTN, Telkom, Wijaya Karya dan Waskita Karya).
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah selesai membangun 100 unit hunian sementara untuk 100 keluarga dan Badan Amil Zakat Nasional Tanggap Bencana sudah membangun 200 unit dari 2.000 unit yang direncanakan.
PMI akan mendirikan 10 kamp terpadu untuk 1.739 keluarga dengan rincian lima kamp untuk 1.135 keluarga di Palu, empat kamp untuk 400 keluarga di Donggala dan satu kamp untuk 204 keluarga) di Sigi. Sementara Sinergi BUMN akan membangun 1.500 unit hunian sementara.
"Kami mengimbau dunia usaha, perbankan dan lain-lain bisa membantu pembangunan hunian sementara. Masyarakat kemungkinan akan tinggal di hunian sementara selama dua tahun sebelum mendapat hunian tetap," jelasnya.
Baca juga:
Huntara PUPR bisa tampung 14.400 KK korban gempa Sulteng
OJK bantu bangun 1.000 huntara korban gempa
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018