"Laki-laki bisa terproteksi dari kutil kelamin. Selain itu, laki-laki berperan dalam rantai penularan virus HPV. Jadi kalau dia divaksin bisa melindungi istrinya," ujar dr. Venita dari yayasan Kanker Indonesia (YKI) Provinsi DKI Jakarta di Jakarta, Jumat.
Kutil biasanya berwujud benjolan mirip daging tumbuh di sekitar kelamin dan anus dan ini bisa menyebabkan rasa gatal. Salah satu penyebab munculnya kutil pada kelamin adalah virus HPV.
"Virus HPV kalau jinak menjadi kutil kelamin. Kalau ganas menyebabkan kanker serviks," kata Venita.
Dari ratusan jenis virus HPV, setidaknya ada 11-15 jenis yang berisiko tinggi menyebabkan kanker. Sementara itu, ada dua jenis yang menjadi penyebab tersering memunculkan kutil kelamin yakni virus No.6 dan 11.
"Dari ratusan jenis ada sekitar 11-15 yang kami sebut berisiko tinggi menyebabkan kanker. No 6 dan 11 itu penyebab terserang kutil kelamin. 16 dan 18 itu berisiko tinggi kanker serviks," tutur Venita.
Pada perempuan yang terkena kanker serviks, tak ada gejala yang bisa mereka rasakan. Gejala baru muncul saat stadium keganasan kanker sudah lanjut seperti berat badan turun, pendarahan, keputihan berbau dan nyeri pada panggul.
Agar tidak mengalami kondisi ini, para perempuan sebaiknya mendapatkan vaksin HPV (bila belum aktif melakukan hubungan seksual) dan pemeriksaan papsmear untuk mereka yang sudah aktif berhubungan seksual.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan perempuan menjalani pemeriksaan papsmear setiap tiga tahun sekali. Namun jika ingin melakukannya setiap tahun juga tidak ada masalah, menurut Venita.
Baca juga: Waktu terbaik divaksin HPV untuk cegah kanker serviks
Baca juga: Belajar dari kasus Jupe, ini pesan Sarwendah untuk kaum hawa
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018