Saat menyampaikan arahan di ruang kerja Gubernur Sulawesi Tengah pada Jumat, dia mengatakan pelibatan warga dan pengusaha lokal sangat penting dalam pembangunan huntara, yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Uang untuk membangun (jadi) bisa beredar dan berputar di daerah," kata Wiranto.
Ketua Real Estate Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah Musafir Muhaemin sebelumnya menyatakan siap membantu pemerintah membangun kembali permukiman terdampak bencana.
"Kami siap untuk membantu pemerintah, jika dilibatkan dalam pembangunan huntara atau pun hunian tetap bagi para pengungsi," katanya.
Sementara Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengatakan pemerintah daerah akan fokus mengatur penanganan pengungsi dan mempersiapkan hunian sementara selain menyalurkan bantuan logistik bagi mereka.
"Ini yang luar biasa, kalau datanya valid, mudah-mudahan tidak akan menjadi masalah," ujarnya.
Gubernur memperkirakan dalam 60 hari pembangunan rumah sakit dan sekolah darurat ditargetkan selesai dan harapannya pengungsi sudah bisa mulai menempati hunian sementara.
Kondisi Membaik
Dalam kunjungannya ke Palu, Wiranto antara lain bersama Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengunjungi area terdampak likuifaksi di Kelurahan Petobo dan Balaroa untuk memastikan proses penanganan dampak bencana berjalan sesuai rencana.
Dia juga melihat kondisi Palu mulai kembali normal, dengan mal, restoran, toko kecil hingga swalayan sudah beroperasi sehingga pasukan keamanan bisa berangsur-angsur ditarik. Dia juga yakin aksi penjarahan tidak akan terjadi lagi.
"Penjarahan itu saat keadaan tertentu, di mana saat tidak ada makanan. Sekarang masyarakat sudah merasa aman dan tidak khawatir lagi dengan penjarahan," kata Wiranto.
Baca juga:
Sulawesi Tengah diperkirakan butuh hunian sementara untuk 23.413 keluarga
PMI bantu pembangunan huntara untuk 10 ribu kk
Pewarta: Fauzi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018