"Melalui layanan `Jogja Ada Sepeda', wisatawan bisa menikmati sensasi bersepeda sambil menikmati suasana Yogyakarta. Ini adalah terobosan baru," kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti saat meluncurkan layanan tersebut di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, sepeda sudah jamak digunakan di berbagai negara yang menjadi tujuan wisata baik di Asia maupun Eropa untuk dimanfaatkan oleh wisatawan yang ingin menikmati suasana di suatu tempat secara langsung.
Haryadi menambahkan, jika di daerah lain, tambahan destinasi wisata baru dilakukan dengan membangun tempat wisata baru atau membuka tempat wisata alam baru, namun di Yogyakarta destinasi baru bertambah karena adanya kreativitas masyarakatnya, seperti layanan "Jogja Ada Sepeda".
Keberadaan sebuah sepeda, lanjut Haryadi, bukan hanya dimaknai sebagai alat transportasi semata tetapi juga menjadi bagian dari gaya hidup wisata kekinian. "Harapannya, keberadaan sepeda ini tidak hanya dinikmati wisatawan domestik tetapi juga wisatawan manca negara," katanya.
Pada tahap awal, layanan yang baru pertama kali ada di Yogyakarta tersebut akan dilengkapi dengan 20 unit sepeda dan akan segera ditambah menjadi 100 unit sepeda pada tahap berikutnya.
Wisatawan atau warga yang ingin memanfaatkan layanan sepeda tersebut terlebih dulu harus mengunduh aplikasi "Jogjabike" melalui telepon selular. Aplikasi tersebut berfungsi untuk membuka kunci sepeda.
"Gunakan sepeda ini dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab. Penggunaan sepeda ini mengajarkan masyarakat atau wisatawan untuk selalu bersikap disiplin dan amanah. Setelah digunakan, kembalikan ke tempat asalnya," kata Haryadi.
Layanan "Jogja Ada Sepeda" tersebut merupakan kerja sama antara Pemerintah Kota Yogyakarta dengan Jogjabike serta Pertamina Foundation.
Penggagas Jogjabike, Muhammad Aditya mengatakan, seluruh sarana dan prasarana yang digunakan untuk menghadirkan layanan "Jogja Ada Sepeda" murni produk lokal Indonesia, baik dari sepeda, perangkat "smart lock", hingga aplikasi yang digunakan.
"Pada tahap awal, layanan ini memang baru bisa diakses di Malioboro saja tetapi akan dikembangkan hingga tersebar di berbagai fasilitas publik dan tempat tujuan wisata. Jumlah sepedanya pun bisa mencapai 1.000 unit," katanya.
Sedangkan Komisaris Jogjabike Triyanto mengatakan, sepeda yang digunakan sengaja didesain dengan spesifikasi yang sudah disesuaikan dengan kontur Kota Yogyakarta yang cenderung rata. "Kayuhan pedal sepeda pun ringan sehingga cocok dikendari di jalan yang relatif rata," katanya.
Ia pun menambahkan, jika di beberapa negara lain yang juga sudah memiliki layanan "bike sharing", sepeda yang disewa bisa ditaruh di sembarang tempat, namun layanan "Jogja Ada Sepeda" di Yogyakarta mewajibkan penyewa untuk mengembalikan sepeda ke tempat asal.
Baca juga: Yogyakarta ditetapkan sebagai Kota Kebudayaan ASEAN
Baca juga: Karnaval wayang perkuat Yogyakarta sebagai kota budaya
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018