• Beranda
  • Berita
  • Lembaga global nyatakan komitmen pendanaan untuk inovasi perikanan berkelanjutan

Lembaga global nyatakan komitmen pendanaan untuk inovasi perikanan berkelanjutan

29 Oktober 2018 06:42 WIB
Lembaga global nyatakan komitmen pendanaan untuk inovasi  perikanan berkelanjutan
Produk tuna dari hasil perikanan berkelanjutan yang disajikan salah satu hotel berbintang lima pada peluncuran the Seafood Innovation Project (SIP) oleh SecondMuse di Nusa Dua, Bali, Minggu malam (28/10). (ANTARANews/Virna P Setyorini)

ada kebutuhan untuk memfasilitasi kemitraan publik-swasta dalam rangka mengembangkan solusi yang inovatif di sektor perikanan Indonesia

Nusa Dua (ANTARA News) -  Sebuah lembaga  kolaborasi dan inovasi global SecondMuse  bekerja sama dengan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Pemerintah Australia memberikan komitmen pendanaan untuk inovasi-inovasi yang mendukung perikanan berkelanjutan di Indonesia. 

Direktur SecondMuse Indonesia Simon Baldwin di Nusa Dua, Bali, Minggu malam (28/10), mengatakan setidaknya ada sekitar satu juta dolar AS yang dapat digunakan untuk mendukung perusahaan rintisan atau startup yang inovatif dan usaha kecil hingga menengah agar mereka dapat berkembang dengan inovasinya yang dapat mendukung perikanan keberlanjutan di Indonesia.

Komitmen untuk mengakselerasi para inovator bernama the Seafood Innovation Project (SIP) ini, menurut Simon, termasuk yang pertama di Indonesia. Harapannya hal itu menjadi bentuk dukungan bagi cara-cara baru untuk meningkatkan keberlanjutan sektor akuakultur dan perikanan di seluruh Indonesia. 

"Kami telah mengidentifikasi bahwa ada kebutuhan untuk memfasilitasi kemitraan publik-swasta dalam rangka mengembangkan solusi yang inovatif di sektor perikanan Indonesia," kata Simon. 

Program ini, lanjut dia, akan ada di garis depan dalam mengumpulkan sumber daya lintas sektoral untuk memupuk inovasi yang berdampak besar bagi keberlanjutan perikanan di Indonesia guna membantu menjaga sumber daya kelautan tersebut untuk generasi selanjutnya. 

SIP, lanjut Simon, mencoba membangun ekosistem inovasi yang mendukung perikanan berkelanjutan dari para pemangku kepentingan, mulai dari perusahaan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), akademia hingga pemerintahan. 

Program yang disampaikan pada malam menjelang pelaksanaan Our Ocean Conference (OOC) 2018 di Nusa Dua, Bali, ini baru akan mulai dijalankan pada 19 November 2018, dengan mulai mencari inovasi-inovasi yang potensial digunakan memecahkan satu atau lebih dari tiga persoalan, yakni pembiayaan inovatif, teknologi baru dan penciptaan permintaan pasar. 

Program ini, lanjut Simon, akan menerima ide-ide pada berbagai tingkatan, mulai dari bentuk pengembangan prototipe hingga secara komersial terbukti memberikan solusi dengan potensi berdampak di Indonesia. 

Setidaknya nantinya akan ada sampai 10 inovator terpilih yang mengikuti program akselerator komunitas yang disesuaikan selama delapan bulan yang telah secara khusus dirancang untuk menjadi sumber inovasi dan mengembangkan bisnis mereka. 

Pada peluncuran SIP ini turut dipresentasikan dua inovasi yang mendukung perikanan tangkap berkelanjutan maupun akuakultur berkelanjutan, salah satunya JALA yang merupakan starup monitor tambak udang dari Yogyakarta.

Turut hadir Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Zulficar Mochtar dan sejumlah pemangku kepentingan di sektor kelautan dalam dan luar negeri. 
 

Baca juga: Terapkan perikanan berkelanjutan, Susi yakin ekspor ikan naik tahun ini

 Baca juga: Wali Kota Surabaya promosikan startup pahlawan ekonomi di Irlandia

Baca juga: Menteri Susi sebut perlu sistem lacak komitmen OOC

 

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018