Topan Yutu landa Filipina

30 Oktober 2018 11:04 WIB
Topan Yutu landa Filipina
Gelombang tinggi mengenai pinggir pantai di Heng Fa Chuen, wilayah pemukiman dekat tepi laut, saat Topan Mangkhut melanda Hong Kong, China, Minggu (16/9/2018). (REUTERS/Bobby Yip)
Manila (ANTARA News) - Topan Yutu, yang membuat kerusakan di beberapa pulau di Pasifik Barat, melanda Filipina pada Selasa dengan membawa angin kencang yang berisiko menyebabkan banjir, badai dan tanah longsor di provinsi-provinsi bagian utara negara itu.

Dengan kecepatan angin 140 km per jam, Topan Yutu bergerak melintasi Luzon, pulau utama di Filipina, dan diperkirakan keluar dari negara itu pada Selasa siang, menurut lembaga meteorologi negara PAGASA dalam laporannya pada pukul 08.00 waktu setempat.

Yutu, yang di wilayah setempat disebut dengan Rosita, adalah topan kedelapan yang melanda Filipina tahun ini dan tiba hanya enam pekan setelah topan super Mangkhut menimbulkan hujan deras di Luzon, menyebabkan tanah longsor yang menewaskan lebih 70 orang.

Sejauh ini, belum ada laporan-laporan segera tentang kerusakan atau korban jatuh. Gambar televisi setempat dari lintasan topan itu menunjukkan angin bertiup kencang membuat pohon-pohon bergoyang, hujan deras dan puing-puing berserakan di jalanan.

Penduduk di kawasan-kawasan pegunungan dan pesisir diperintahkan meninggalkan rumah-rumah mereka pada Senin setelah peringatan-peringatan dikeluarkan karena kekhawatiran soal kemungkinan tanah longsor dan ombak setinggi 3 meter.

Edgar Posadas, juru bicara kantor pertanahan sipil, mengatakan para personel berseragam disiagakan untuk membantu dalam misi pertolongan.

Yutu telah melemah sejak 24 Oktober pada malam hari, ketika satu topan super dengan angin berkekuatan 270 kilometer per jam melanda Saipan dan Tinian, dua pulau di Marianan Utara, wilayah Amerika yang berjarak sekitar 9.000 km sebelah barat pulau utama Amerika Serikat.

Baca juga: Filipina kosongkan pesisir menjelang Topan Yutu
Baca juga: Bocah tewas, tujuh orang hilang akibat topan Mangkhut di Thailand


Sumber: Reuters
Editor: Mohamad Anthoni/Fardah Assegaf

Pewarta: Antara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2018