Jakarta, (ANTARA News) - Direktur Kesiapsiagaan dan Latihan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Didi Hamzar mengatakan Indonesia masih belum memerlukan bantuan asing dalam pencarian pesawat Lion Air JT 610 yang hilang kontak dan diduga jatuh ke laut pada Senin (29/10).Personel Basarnas dan potensi SAR yang dimiliki Indonesia masih mampu melakukan operasi pencarian
"Personel Basarnas dan potensi SAR yang dimiliki Indonesia masih mampu melakukan operasi pencarian," kata Didi dalam jumpa pers di Kantor Pusat Basarnas, Jakarta, Selasa.
Didi mengatakan sudah ada beberapa negara yang menawarkan bantuan untuk membantu pencarian pesawat Lion Air JT 610. Sejauh ini bantuan yang diterima hanya berupa data dan informasi yang mendukung proses pencarian.
"Dengan Australia, Indonesia memiliki kerja sama operasi pencarian dan pertolongan. Mereka sudah memberikan data dan informasi yang bisa membantu proses pencarian," jelasnya.
Saat pesawat Lion Air JT 610 dilaporkan hilang kontak, Basarnas mencoba mendeteksi sinyal "Emergency Locator Transmitter" (ELT) dari pesawat tersebut.
"Medium Earth Orbit Local User Terminal" (MEOLUT) Basarnas tidak mendeteksi sinyal ELT Lion Air JT 610 sehingga Basarnas bertanya kepada Australia. Ternyata, MEOLUT Australia juga tidak mendeteksi sinyal ELT pesawat tersebut.
Sebelumnya, pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang dilaporkan hilang kontak pada Senin (29/10) pukul 06.33 WIB.
Pesawat hilang kontak pada posisi koordinat 107,07 Bujur Timur dan 05,46 Lintang Selatan atau 34 mil laut dari Jakarta, 25 mil laut dari Tanjung Priok dan 11 mil laut dari Tanjung Karawang.
Baca juga: Basarnas perluas pencarian Lion Air JT610
Baca juga: Basarnas angkat serpihan pesawat dan barang korban
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018