Malang, Jatim, 30/10 (ANTARA News) - Tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan jam tangan pengaman (safety wacth) untuk mendeteksi denyut jantung yang ammpu mencegah kecelakaan kendaraan akibat mengantuk.Jam tangan pintar ini sebagai penstabil frekuensi denyut nadi saat berkendaraan. Harapan kami alat ini mampu meminimalisasi kecelakaan kendaraan di jalan, sebab persentase kecelakaan akibat pengendara mengantuk cukup besar
Ketiga mahasiswa itu adalah Ari Devianto, Adwin Nugriho dan Fikri Febrianto. Ketiganya dari Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik.
"Jam tangan pintar ini sebagai penstabil frekuensi denyut nadi saat berkendaraan. Harapan kami alat ini mampu meminimalisasi kecelakaan kendaraan di jalan, sebab persentase kecelakaan akibat pengendara mengantuk cukup besar," kata Ari Devianto di Malang, Jawa Timur, Selasa.
Berdasarkan data lalu lintas Kepolisian Republik Indonesia 2017, kecelakaan kendaraan di jalan sebagian besar adalah faktor manusia, yakni lebih dari 50 persen dan 40 persennya terjadi karena mengantuk.
Ari menerangkan berangkat dari latar belakang itu ia dan dua rekannya membuat ide karsa cipta berupa jam tangan (arloji) pintar sebagai penstabil frekuensi denyut nadi saat berkendaraan.
Belum lama ini, ide tersebut dikompetisikan dalam Program Kreatifitas Mahasiswa Forum Grup Diskusi Teknologi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PKM FGDT-PTM), acara tahunan bagi Fakultas Teknik perguruan tinggi Muhammadiyah se-Indonesia.
Karya cipta yang dibimbing dosen teknik UMM Mohammad Chasrun Hasani dan Nur Alif Mardiyah ini mendapat juara I dalam kompetisi tersebut. Keunggulan dari jam tangan pengaman ini sudah berbasis Internet of Things (IoT), atau perangkat yang terhubung dengan konektivitas internet, dimana pada era revolosi industri 4.0, sudah mumpuni untuk digunakan.
Jam tangan pengaman yang diciptakan ketiga mahasiswa tesrebut, menarik perhatian para juri dan dinilai terbaru dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Pada awalnya tim mereka masih takut saat diujikan. Meskipun alat kejut mereka sudah memenuhi standar. Untuk menguji alat tersebut layak digunakan manusia, mereka mendaftarkan safety watch kepada ethical clearance (EC) atau kelayakan etik sehingga dinyatakan layak digunakan oleh manusia.
Ke depan mereka akan melakukan pendaftaran hak cipta dan mengembangkan alat berbasis Internet of Things (IoT) itu, sehingga terintegrasi dengan "smartphone". Tujuannya agar penggunan alat ini dapat memantau denyut nadi melalui aplikasi smartphone.
"Selain itu, juga dapat mengirimkan pesan kepada keluarga apabila pengguna mengalami bahaya, dilihat dari frekuensi denyut nadi," kata Ari Devianto yang juga Ketua Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tersebut.
Baca juga: Mahasiswa UMM buat pupuk organik dari limbah tahu
Baca juga: Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang ciptakan mesin cuci tanpa listrik
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018