"Masyarakat sangat merindukan agar para kontestan pemilu mendemonstrasikan pikiran-pikiran dan program-program cemerlang untuk mengakselerasi kemajuan dan kesejahteraan bangsa," kata Bambang dalam Sidang Paripurna DPR dengan agenda Penutupan Masa Persidangan I Tahun Sidang 2018-2019 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.
Dia mengaku risau karena pemilu yang seharusnya menjadi festival demokrasi, ajang adu gagasan dan program, berubah menjadi ajang saling menyudutkan saling merendahkan dan saling mengecilkan.
Menurut dia, media sosial bukan lagi menjadi sarana edukasi bagi masyarakat, namun telah menjadi saluran penyebaran informasi dan berita-berita palsu atau "hoaks" yang terkadang menyesatkan dan membuah kita saling bermusuhan.
"Sebagai bangsa yang majemuk, kita perlu secara terus menerus menyuarakan persatuan Indonesia. Karena ancaman disintegrasi bangsa akan selalu hadir kapan dan dimana saja," ujarnya.
Bambang mengatakan, Indonesia di 2019 akan melaksanakan pesta demokrasi yang sangat spektakuler yaitu Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif yang dilaksanakan secara serentak.
Dia menilai kalau melewatinya dengan baik, sukses dan lancar, maka Indonesia akan tercatat dalam sejarah demokrasi dunia dengan tinta emas.
"Namun kalau yang terjadi sebaliknya yaitu para pendukung capres-cawapres dan parpol saling serang dan menyebar kebencian maka Indonesia akan dicemooh dunia," katanya.
Baca juga: Jokowi minta tim sukses tak terlena hasil survei
Baca juga: TKN Jokowi-Ma'ruf perkenalkan salam jempol
Baca juga: Sandiaga doa bersama warga Batam atas musibah jatuhnya Lion Air
Baca juga: Ma'ruf tegaskan komitmen jaga Pancasila pada TKN
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018