Marsha beralasan jika dirinya tidak memiliki pengalaman yang cukup untuk bermain teater. Sedangkan Nyai Ontosoroh bisa dibilang merupakan tokoh sentral dalam pementasan tersebut.
"Saya berpikir sampai tiga hari. Ini bukan masalah saya mau atau tidak, tapi saya sanggup apa enggak. Dari semua orang yang saya tanya, jawabannya jangan sampai ditolak," kata Marsha saat berbincang dalam jumpa pers pementasan "Bunga Penutup Abad" di Jakarta, Rabu.
"Saya cukup tidak percaya diri. Saya pikir saya cukup tahu diri, jam terbang di teater baru sekali dan ini karya yang luar biasa banget," lanjutnya.
Pemain "Wiro Sableng" ini, akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran yang dilontarkan oleh Happy Salma selaku produser dan pendiri Titimangsa Foundation. Sebab, ia tidak punya alasan lain untuk menolak.
"Dari dalam hati saya ingin banget main tapi enggak percaya diri. Dari proses berpikir itu, terus saya tanya ke orang terdekat, semua bilang jangan sampai ditolak karena ini kesempatan besar," jelasnya.
Karena dalam pertunjukan "Bunga Penutup Abad" hanya Marsha yang baru bergabung, maka ia pun menjalani sejumlah latihan fisik sesuai yang diarahkan oleh Wawan Sofwan, sang sutradara.
"Saya tahu diri, jadi saya sangat setuju latihan duluan dari awal dari Juli. Latihan fisiknya berat, karena kita butuh stamina dan vokal. Prosesnya memang lebih berat dari film," ujar Marsha.
Tokoh Nyai Ontosoroh sebelumnya diperankan oleh Happy Salma. Untuk menyegarkan pertunjukan yang sudah dua kali dipentaskan pada 2016 dan 2017 ini, maka tokoh tersebut diganti. Happy sendiri mengungkapkan jika Nyai Ontosoroh bukanlah sosok identik yang harus diperankan oleh satu orang saja.
Sementara itu, "Bunga Penutup Abad" merupakan pementasan teater yang kedua bagi Marsha Timothy. Sebelumnya, ia bermain dalam "Perempuan-Perempuan Chairil" yang juga diproduksi oleh Titimangsa Foundation.
Baca juga: "Bunga Penutup Abad" kembali dipentaskan 17-18 November 2018
Baca juga: Marsha Timothy kirim banyak doa untuk korban bencana
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018