Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan Vensya Sitohang mengatakan Jakarta, Kamis, pemerintah memetakan sebaran anak yang belum mendapatkan imunisasi MR untuk memudahkan pemberian vaksin.
"Misal ada lima ribu yang belum terimunisasi, maka kawan-kawan di daerah harus petakan itu di mana, harus bagi waktu untuk menggapai capaian yang belum disasar. Intinya mereka harus berupaya bagaimana mencapainya," kata Vensya.
Sementara daerah-daerah yang sudah melaporkan cakupan imunisasi di atas 95 persen, menurut Vensya, akan diverifikasi ulang validitas data cakupan untuk memastikan target cakupan benar-benar sudah tercapai.
Capaian kampanye imunisasi campak dan rubella yang berlangsung sejak Agustus hingga September 2018 baru 66,9 persen secara nasional. Meski demikian ada empat provinsi dan 102 kabupaten-kota yang sudah melaporkan capaian target cakupan di atas 95 persen.
Guna memastikan kekebalan kelompok terhadap penyakit campak dan rubella, Kementerian Kesehatan melanjutkan pemberian vaksin MR sampai cakupannya 95 persen di 28 provinsi luar Pulau Jawa dengan batas waktu hingga 31 Desember 2018.
Vensya menyebut pemberitaan mengenai halal-haram vaksin MR di media massa sebagai salah satu penyebab tidak tercapainya target cakupan imunisasi.
"Saya tidak menuding, tapi informasi halal haram yang ada di media itu banyak memengaruhi masyarakat," kata Vensya.
Baca juga:
Imunisasi campak-rubella dilanjutkan hingga mencapai target 95 persen
55 anak Sikka terserang rubella
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018