Jakarta (ANTARA News) - Gerakan Pemuda Islam (GPI) menolak politisasi aksi bela tauhid utamanya untuk kepentingan pemilihan presiden 2019.
Wakil Ketua PP GPI Zulham Arief kepada pers di Jakarta, Kamis malam, mengatakan aksi bela tauhid harus dikawal tetap menjadi gerakan membela keyakinan dalam beragama sebagai ekspresi kekecewaan atas aksi pembakaran bendera tersebut.
"Ini bentuk refleksi atas keyakinan, tapi kalau dibelokkan ke wilayah politik, kami tidak setuju. Kami ingin menegaskan kepada masyarakat pembakaran bendera tauhid tidak boleh digeser ke politis," katanya.
Ia menilai aksi-aksi bela tauhid tersebut dapat dipahami sebagai ekspresi kekecewaan terhadap pemerintah yang dinilai kurang tegas dalam menangani kasus-kasus yang merugikan umat Islam.
Namun demikian, jangan sampai aksi-aksi yang membela keyakinan tersebut dikotori dan ditunggangi kepentingan-kepentingan politik tertentu terkait dengan pemilihan presiden 2019, katanya.
"Aksi bela tauhid ini suci, tidak boleh dikotori kepentingan politik," katanya.
Ia dalam kesempatan itu juga mengimbau kepada masyarakat untuk menyerahkan kasus tersebut kepada aparat kepolisian. Sementara aparat kepolisian juga diminta tegas dan dapat segera menyelesaikan kasus tersebut, sehingga umat tidak merasa terusik rasa keadilannya.
Baca juga: Polisi alihkan lalin selama aksi bela tauhid
Baca juga: Wiranto tegaskan Polri serius proses hukum pembakar bendera
Baca juga: Wakapolri imbau massa tak datang ke Jakarta
Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018