"Pokoknya Muhammadiyah tetap pada khitahnya bahwa tidak ada kecenderungan pada partai politik tertentu, capres/cawapres (calon presiden/calon wakil presiden) tertentu," katanya usai menjadi pembicara kunci dalam kegiatan "Bedah Buku Kuliah Muhammadiyah" di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu.
Haedar mengatakan hal itu kepada wartawan saat ditanya posisi dan sikap Muhammadiyah menjelang Pemilu 2019.
Menurut dia, soal pilihan terhadap capres/cawapres tertentu sudah menjadi pilihan warga.
"Nah, yang jelas-jelas pilihan politik terbuka itu ya partai politik. Tetapi arena partai politik ya memang itu, biarkan saja," katanya.
Akan tetapi kalau organisasi kemasyarakatan (ormas), kata dia, apa pun ormasnya bukan hanya Muhammadiyah tidak dalam kapasitas untuk secara institusi dukung-mendukung.
"Tetapi beri edukasi kepada rakyat lewat pendidikan politik agar mereka melakukan pilihan-pilihan politik yang cerdas, bertanggung jawab, dan tentu membawa kepada kemajuan bangsa," katanya.
Sebelumnya, Haedar meminta warga Muhammadiyah bersikap arif menghadapi perbedaan pilihan politik dalam Pemilu 2019.
Menurut dia, perbedaan pilihan politik juga menjadi hak warga Muhammadiyah namun jangan saling menyalahkan, menghujat, dan menyudutkan pihak yang berbeda.
Baca juga: Muhammadiyah nilai perlu duduk bersama bahas RUU pesantren
Baca juga: PBNU kunjungi PP Muhammadiyah
Baca juga: Muhammadiyah-NU sepakat jaga kerekatan elemen bangsa
Baca juga: Muhammadiyah-NU dukung demokrasi di Indonesia
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018