• Beranda
  • Berita
  • Sanksi AS terhadap Iran melunak, harga minyak terus menurun

Sanksi AS terhadap Iran melunak, harga minyak terus menurun

5 November 2018 08:46 WIB
Sanksi AS terhadap Iran melunak, harga minyak terus menurun
Ilustrasi: Drum BBM milik Pertamina (FOTO ANTARA/Yusran Uccang)

Setiap kesepakatan yang memungkinkan importir minyak untuk terus membeli dari Iran dapat melihat harga berada di bawah tekanan lebih lanjut

Singapura (ANTARA News) - Harga minyak turun pada perdagangan elektronik Senin pagi, karena dimulainya sanksi Amerika Serikat terhadap ekspor bahan bakar minyak Iran melunak dengan keringanan yang akan memungkinkan beberapa negara masih mengimpor minyak mentah Iran, setidaknya untuk sementara.

Minyak mentah Brent berjangka, patokan internasional untuk harga minyak, berada di 72,53 dolar AS per barel pada Senin pada pukul 00.30 GMT (07.30 WIB), turun 30 sen AS atau 0,4 persen dari penutupan terakhir mereka.

Sementara itu, minyak mentah AS berjangka, West Texas Intermediate (WTI), turun 27 sen AS atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 62,87 dolar AS per barel.

Brent telah kehilangan lebih dari 16 persen nilainya sejak awal Oktober, sementara WTI telah menurun lebih dari 18 persen sejak saat itu.

Pedagang mengatakan harga telah berada di bawah tekanan karena menjadi jelas bahwa Washington mengizinkan beberapa negara untuk terus mengimpor minyak mentah dari Iran meskipun ada sanksi-sanksi, yang secara resmi dimulai pada Senin (5/11).

Amerika Serikat mengatakan pada Jumat (3/11), pihaknya akan mengizinkan sementara delapan importir untuk tetap membeli minyak Iran ketika ia menerapkan kembali sanksi-sanksi, yang bertujuan memaksa Iran untuk mengekang kegiatan-kegiatan nuklir, rudal dan regionalnya.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, yang mengumumkan keputusan tersebut, tidak menyebutkan namanya, yang disebut sebagai "yurisdiksi", sebuah istilah yang mungkin termasuk importir seperti Taiwan yang tidak dianggap Amerika sebagai negara.

China, India, Korea Selatan, Turki, Italia, Uni Emirat Arab, dan Jepang, telah menjadi pengimpor teratas minyak Iran, sementara Taiwan sesekali membeli kargo minyak mentah Iran tetapi bukan pembeli utama.

"Semua mata akan tertuju pada hasil negosiasi tentang kemungkinan keringanan sanksi AS terhadap Iran. Setiap kesepakatan yang memungkinkan importir minyak untuk terus membeli dari Iran dapat melihat harga berada di bawah tekanan lebih lanjut," kata bank ANZ pada Senin.

Pasar minyak telah disesuaikan dengan sanksi-sanksi Iran, secara bertahap menghentikan impor minyak dari Iran hingga menjadi nol.

"Ekspor dan produksi Iran telah menurun dengan kuat. Survei pasar terhadap ekspor Iran menunjukkan penurunan lebih dari satu juta barel per hari (bph) per Oktober dari Mei," kata Analis Komoditas di Bank NBD Emirates, Edward Bell.

Di sisi permintaan, Bell memperingatkan bahwa konsumsi mungkin melambat karena perlambatan ekonomi, seperti terlihat pada penurunan tajam dalam keuntungan penyulingan untuk bahan bakar utama seperti bensin.

"Penurunan margin penyulingan pada saat harga minyak mentah lemah mengirimkan pesan yang sangat jelas kepada kami bahwa permintaan berkinerja buruk," katanya seperti dikutip Reuters.

Baca juga: Harga minyak lanjutkan penurunan setelah AS mungkin ringankan sanksi Iran

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018