Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) mengharapkan Duta Ayam dan Telur periode 2018-2021 yang baru terpilih dapat mendorong peningkatan konsumsi protein hewani di masyarakat.Ajang ini merupakan langkah yang tepat untuk mencari ikon yang berpengaruh dalam mengkampanyekan pentingnya protein hewani asal unggas bagi masyarakat. Terutama dalam meningkatkan konsumsi daging dan telur ayam
Dirjen PKH I Ketut Diarmita di Jakarta, Selasa, menghadiri Final Pemilihan Duta Ayam dan Telur 218-2021 yang dimenangi oleh Offie Dwi Natalia berpasangan dengan Andi Ricki Rosali.
Offie yang berasal dari Jakarta dan Andi Ricki dari Makassar berhasil masuk dalam delapan besar final setelah mengalahkan ratusan peserta lain dari seluruh Tanah Air.
Keduanya selama tiga tahun ke depan akan menjadi ikon bidang perunggasan yang diharapkan dapat mengajak dan mempengaruhi masyarakat Indonesia gemar mengonsumsi daging dan telur ayam.
"Ajang ini merupakan langkah yang tepat untuk mencari ikon yang berpengaruh dalam mengkampanyekan pentingnya protein hewani asal unggas bagi masyarakat. Terutama dalam meningkatkan konsumsi daging dan telur ayam," kata I Ketut Diarmita.
Menurut dia, produksi ayam dan telur secara nasional telah surplus bahkan Indonesia sudah mengekspor ke sejumlah negara namun tingkat konsumsi masyarakat terhadap sumber protein hewani tersebut masih rendah.
Dirjen mengungkapkan pada awal 1970-an kontribusi daging unggas hanya sebesar 15 persen, tetapi pada 2017 mencapai 2.147,21 ribu ton atau 66,34 persen terhadap produksi daging secara keseluruhan.
Sementara itu produksi telur secara keseluruhan sebanyak 1.970.853 ton, terdiri telur ayam buras mencapai sebanyak 196.138 ton (9,95 persen), sedangkan ayam ras petelur sebanyak 1.428.195 ton (72,47 persen), dan telur itik sebanyak 290.110 ton (14,72 persen).
Untuk ekspor telur ayam tetas, mulai dilakukan sejak tahun 2015 ke Myanmar dan hingga Oktober 2018 jumlah kumulatif yang sudah diekspor sebanyak 11.003.358 butir dengan nilai Rp117,04 miliar.
Sedangkan ekspor produk olahan daging ayam sejak 2016 hingga September 2018 sebanyak 118,81 ton dengan nilai Rp9,5 miliar. Adapun negara tujuan ekspor yaitu Jepang, Australia, Hongkong, Timor Leste, Qatar, India, PNG, Saudi Arabia, Singapura dan Korea Selatan.
Terkait konsumsi ayam dan telur, lanjut Diarmita, hanya sekitar 11,5 kg/kapita/tahun dan untuk telur hanya sekitar 6,63kg/kapita/tahun, lanjutnya, masih jauh lebih rendah dari negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan Singapura.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Fini Murfiani menyampaikan, dengan edukasi yang baik tentang manfaat daging ayam dan telur, diharapkan dapat meningkatkan konsumsi ayam dan telur.
Dia juga berharap Duta Ayam dan Telur dapat menyampaikan informasi secara komprehensif tentang manfaat daging ayam dan telur, serta menghilangkan mitos yang beredar selama ini meskipun telur dan daging ayam menjadi sumber protein hewani yang terjangkau harganya, mudah diperoleh dan diolah, serta disukai oleh hampir semua golongan masyakat.
"Pemenang Duta Ayam dan Telur diharapkan bisa menyampaikan kepada masyarakat luas terkait mitos mitos yang beredar di masyarakat, yakni telur ayam penyebab bisul, jerawat dan kolesterol sedangkan daging ayam mengandung hormon yang bisa merusak kesehatan," jelas Fini.
Ke depan, Duta Ayam dan Telur akan banyak terlibat dalam kegiatan promosi ayam dan telur yang berkesinambungan dan termasuk dalam rangkaian Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) yang sudah dicanangkan oleh Menteri Pertanian pada tahun 2011.
"Kami imbau agar semua stakeholders yang terkait juga ikut terlibat dalam kampanye peningkatan konsumsi ayam dan telur, terutama baik dari unsur swasta, pemerintah pusat, pemerintah daerah, asosiasi dan unsur lainnya, sehingga dapat bersinergi dengan Duta Ayam dan Telur terpilih maupun para finalis Duta Ayam dan Telur ini," katanya.
Baca juga: Minum susu dan makan telur digalakkan lagi
Baca juga: FAO kampanyekan daging ayam ASUH
Pewarta: Subagyo
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2018