Pengembangan KEK Tanjung Lesung dinilai lambat

7 November 2018 02:55 WIB
Pengembangan KEK Tanjung Lesung dinilai lambat
Presiden Resmikan Tanjung Lesung Presiden Joko Widodo melihat maket pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung, di Desa Tanjung Jaya, Pandeglang, Banten, Senin (23/2). Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata tersebut juga akan dilengkapi dengan Pusat Studi Kelautan, Sarana Perkemahan Pramuka, serta Pusat Kuliner khas Banten. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
Serang (ANTARA News) - Gubernur Banten Wahidin Halim menilai perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung lambat dan belum menunjukan kemajuan yang signifikan.

"Saya minta agar pengembang atau developer yaitu BWJ ini harus punya semangat karena sudah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)," kata Gubernur Banten Wahidin Halim usai memimpin rapat evaluasi pelaksanaan proyek strategis nasional (PSN), di Serang, Selasa.

Wahidin Halim mengatakan, sarana-sarana dan fasilitas yang menjadi kewajiban pengembang harus ditingkatkan progresnya. Menurutnya, keterlambatan dalam pengembangan KEK Tanjung Lesung tersebut dipertanyakan kepada pihak pengembang dan salah satu alasannya karena investornya kurang.

"Tadi yang saya tanyakan itu kenapa lambat, mungkin karena investornya kurang. Saya bilang bagaimana investornya mau datang ke sini ketika kita belum menyiapkan fasilitas-fasilitas atau sarananya," kata Wahidin Halim.

Gubernur Banten dalam rapat tersebut memberikan catatan khusus terkait pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung yaitu untuk mempercepat proses pembenahan sesuai dengan target-target yang sudah direncanakan.

"Karena saya ditanya beberapa kali sama Pak Presiden mengenai progress nya sampai saya bilang mendingan cabut saja izin KEK nya kalau memang sampai sekarang belum ada perkembangan," kata Gubernur Banten.

Karena sampai saat ini, kata gubernur, belum ada laporan perkembangan apa saja yang sudah dikerjakan.

"Dari tujuh KEK baru satu yang sudah jalan yaitu KEK Mandalika tapi selebihnya belum. Jadi jangan jadikan Banten hanya sebagai tempat untuk investasi yang tidak jelas dan saya minta mulai hari ini melaporkan perkembangannya apa yang menjadi target-target dari pembangunan KEK tersebut," kata Wahidin.

Baca juga: Presiden minta KEK Tanjung Lesung selesai 3 tahun

Bupati Pandeglang Irna Narulita meminta kepada pengelola Tanjung Lesung memiliki komitmen yang jelas mengingat progres pembangunan pengembangan sektor wisata di kawasan itu terkesan lamban belum begitu signifikan.

"Pengelola Tanjung Lesung harus punya komitmen jangan sampai disebut-sebut, KEK tapi tidak ada progresnya. Gubernur juga menyesali kenapa lamban," kata Irna Narulita usai Rakor bersama Gubernur Banten terkait progres proyek strategis nasional tersebut.

Menurutnya, pengelola Tanjung Lesung harus punya komitmen dan target terkait pengembangan pembangunan kawasan KEK seperti pembangunan 500 kamar hotel yang belum tercapai, infrastruktur jalan di kawasan Tanjung Lesung dan sarana lainnya sebagai penunjang sektor wisata karena sampai saat ini belum ada capaian target.

Ia mengatakan, Pemkab Pandeglang akan terus mendorong pengelola Tanjung Lesung, agar di tahun ini ada progres pembangunan yang lebih cepat sehingga betul- betul bisa terintegrasi dengan baik.

"Mari kita saling melengkapi mana yang kewajiban Pemerintah daerah dan pengelola Tanjung Lesung dalam hal ini saling berbagi tugas dalam membangun, dengan harapan Tanjung Lesung ke depan dapat membawa perubahan ekonomi bagi masyarakat Pandeglang.

Sementara itu Direktur Utama PT Banten West Java (BWJ) Poernomo Siswoprasetijo mengatakan, pihaknya selama ini terus berkomitmen membangun kawasan Tanjung Lesung, seperti yang disarankan gubernur dan bupati.

"Untuk saat ini saja kami telah membangun jalan di kawasan Tanjung Lesung sepanjang 1 kilometer dan pembangunan kamar hotel kami telah bangun secara bertahap," kata Poernomo.

Baca juga: Wisatawan disuguhi hamparan mangrove jelang Tanjung Lesung
Baca juga: Presiden Jokowi resmikan KEK Pariwisata Tanjung Lesung

 

Pewarta: Mulyana
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018