"Yang terdampak akibat bencana ini ada 750 KK (kepala keluarga) belum termasuk laporan data hari ini," kata Ade Sugianto kepada wartawan di Tasikmalaya, Rabu.
Ia menuturkan, pemerintah daerah, bersama Provinsi Jawa Barat dan pemerintah pusat telah terjun bersama-sama untuk menanggulangi daerah terdampak bencana alam.
Pemerintah, lanjut dia, akan memprioritaskan penanganan korban banjir, dan memperbaiki fasilitas umum agar aktivitas masyarakat kembali berjalan normal.
"Amankan dulu korban, fasilitas-fasilitas kita yang terkena bencana ini sesegara mungkin kita perbaiki dulu, meskipun tidak permanen," katanya.
Ia berharap, skala prioritas penanganan bencana itu dapat mendorong masyarakat untuk tetap beraktivitas seperti biasa.
"Yang penting masyarakat kesehariannya tidak terganggu, bisa beraktivitas kembali," katanya.
Ia mengungkapkan, saat ini beberapa daerah ada yang masih kesulitan akses karena jalan yang biasanya dilalui diterjang banjir, bahkan ada yang terdampak longsor.
Seperti beberapa daerah di Kecamatan Culamega, kata dia, saat ini belum dapat dibuka aksesnnya sehingga pemerintah kesulitan untuk menemui warga yang terdampak banjir tersebut.
"Bukan hanya di seberang (jembatan ambruk), karena yang di Culamega sendiri sampai sekarang masih kesulitan akses," katanya.
Ia berharap, secepatnya jajaran pemerintah yang turun ke lapangan dapat membuka akses jalan, secepatnya memberikan perhatian kepada masyarakat tersebut.
"Saya akan usaha agar bisa ketemu dengan masyarakat terdampak bencana ini," katanya.
Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya telah menetapkan tanggap darurat banjir di Tasikmalaya selama 14 hari.
Bencana banjir tersebut telah menimbulkan korban jiwa, bahkan merobohkan satu jembatan akibatnya akses jalan menghubungkan Tasikmalaya dengan Garut terputus.
Baca juga: Korban meninggal banjir Tasikmalaya bertambah jadi 4 orang
Baca juga: Jembatan penghubung Tasikmalaya-Garut roboh diterjang banjir
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018