"Ini menyenangkan karena ini adalah momen saya bisa banyak belajar dari para pelaku industri kreatif di seluruh dunia, tidak hanya di Indonesia saja," kata Dennis di ajang WCCE di Nusa Dua, Bali pada Rabu.
Ditambah lagi dirinya juga bisa bertemu dengan para ahli, pakar dan peneliti yang bisa memberikannya wawasan atau Insights mengenai masa depan ekonomi kreatif baik di Indonesia maupun dunia.
Dennis berharap acara WCCE dapat dilanjutkan, mengingat masyarakat Indonesia itu merupakan insan-insan kreatif dan berpotensi untuk menjadi pelaku kreatif.
"Namun satu hal yang harus kita ingat yakni potensi, artinya kehebatan mereka masih tertanam di dalam benak mereka dan gagasan besar mereka masih belum terasah dengan benar," tuturnya.
Dennis mengibaratkan hal di atas dengan intan-intan yang belum terasah, dan salah satu cara mengasahnya adalah dengan pengalaman, edukasi serta mengikut acara-acara seperti WCCE.
"Makanya (acara) ini harus ada lagi, kalau perlu ada banyak acara serupa seperti ini," katanya.
WCCE merupakan konferensi tingkat dunia pertama yang membahas ekonomi kreatif dan digelar oleh Bekraf bersama Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
Acara ini diikuti delegasi lebih dari 30 negara dan 1500 peserta. Mengusung tema Inclusively Creative, Indonesia ingin menyampaikan pesan ke dunia bahwa ekonomi kreatif berpotensi menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi negara.
WCCE digelar di Nusa Dua, Bali mulai dari Selasa 6 November dan akan berakhir pada Kamis 8 November 2018. Selain menghadirkan para pelaku ekonomi kreatif dan pembicara dunia dalam sesi konferensinya, event ini juga menggelar eksibisi atau booth-booth pameran pelaku ekonomi kreatif bernama CreatiVillage.
Baca juga: Marcella Zalianty puji perhelatan WCCE di Bali
Baca juga: Kedai kopi Indonesia ekspansi ke Singapura
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018