Jakarta (ANTARA News) - Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Alami di Kampung Panyaweuyan, Desa Dahu, Serang, Provinsi Banten, membuat inovasi dodol dari bahan tanaman kangkung.Dari pertanian sayur kangkung yang ada di lingkungan Ponpes, kami coba-coba mengembangkan dengan produk dodol itu
"Dari pertanian sayur kangkung yang ada di lingkungan Ponpes, kami coba-coba mengembangkan dengan produk dodol itu," kata ustadz Ubaidillah Azis dan ustad Abdul Kholik, pengajar Ponpes Nurul Alami, yang ditemui Antara di Ponpes yang berada di Kecamatan Cikeusal, Jumat (9/11).
Meski masuk dalam wilayah administratif Serang, untuk menuju Ponpes Nurul Alami mesti dilakukan melalui jalan terjal menuju ke lokasi.
Ponpes yang didirikan Kiai Amung Permana Yusup, S.Pdi -- di bawah naungan Yayasan Nurul Alami itu -- mendapat bantuan dari Yayasan Baitul Maal (YBM) BRI untuk mengembangkan pertanian kangkung dalam bentuk Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP).
Menurut Ubaidillah Azis, inovasi membuat dodol dari kangkung itu dilakukan karena bahan baku sayuran kangkung cukup banyak.
"Jadi, dari sebelumnya dijual dan diolah sebatas pada sayuran, pimpinan Ponpes kemudian memberikan arahan ada produk lain dari kangkung ini, sehingga muncullah ide membuat dodol itu," katanya.
Karena olahannya berbentuk dodol, ia membenarkan bahwa rasanya manis. "Dodol ini beraroma kangkung," katanya didampingi Sofian Hadi, Pengurus Harian YBM-BRI Kanwil Jakarta 3, yang cakupan areanya di wilayah Provinsi Banten.
Sedangkan, ustadz Abdul Kholik menambahkan bahwa inovasi pengembangan olahan dari kangkung itu dilakukan bersama-sama, baik oleh ustadz maupun santri dan santriwati di dalam BUMP yang berbentuk koperasi.
Namun, diakuinya bahwa produk dodol tersebut baru beredar di lingkungan internal Ponpes dan belum dikembangkan lebih luas.
Selain mengolah kangkung menjadi dodol, pesantren juga membuat kripik dari umbi gadung (Dioscorea hispida).
"Ide mengolah umbi gadung ini juga dari pimpinan pondok Kiai Amung Permana Yusup, dan kini sedang bersam-sama kami lakukan, baik oleh pendidik maupun santri," katanya.
Pesantren yang didirikan Kiai Amung Permana Yusup itu mendapat bantuan dari Yayasan Baitul Maal (YBM) BRI untuk mengembangkan pertanian kangkung melalui pembentukan Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP).
Pengurus Harian YBM-BRI Kanwil Jakarta 3 di wilayah Banten Sofian Hadi menjelaskan dalam hal ini bank memberikan bantuan melalui integrasi program pemberdayaan berbasis pesantren.
Selain memberikan bantuan bagi BUMP pertanian kangkung senilai Rp22 juta, yayasan selama tiga tahun memberikan beasiswa kepada 30 santri senilai Rp115,8 juta, bantuan apresiasi kepada 10 pendidik senilai Rp30 juta, bantuan pembangunan asrama senilai Rp117,7 juta. Nilai total bantuannya untuk Pondok Pesantren Nurul Alami sebanyak Rp291,5 juta.
Pengembangan yang baru saja dilakukan melalui BUMP berbentuk koperasi dari Ponpes Nurul Alami, adalah mengolah umbi gadung (Dioscorea hispida) menjadi produk kripik.
"Ide mengolah umbi gadung ini juga dari pimpinan pondok Kiai Amung Permana Yusup, dan kini sedang bersam-sama kami lakukan, baik oleh pendidik maupun santri," katanya.
Sementara itu, Pengurus Harian YBM-BRI Kanwil Jakarta 3 di wilayah Banten, Sofian Hadi, menjelaskan, bahwa peran pihaknya dalam mengembangkan Ponpes dan usaha yang dikelolanya adalah memberikan bantuan melalui integrasi program pemberdayaan berbasis pesantren.
Untuk di Ponpes Nurul Alami, bantuan yang diberikan selama tiga tahun adalah beasiswa kepada 30 santri senilai Rp115,80 juta, apresiasi kepada 10 pendidik senilai Rp30 juta, pembangunan asrama senilai Rp117,70 juta dan BUMP pertanian sayur kangkung senilai Rp22 juta.
Total bantuan kepada Ponpes Nurul Alami sebesar Rp291,50 juta.
Sementara itu, General Manager YBM BRI Dwi Iqbal Noviawan dalam suatu kesempatan menyatakan sebagai lembaga Amil Zakat Nasional, pihaknya peduli pada pengembangan pesantren di Indonesia.
Ia mengatakan, pengembangan BUMP merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh YBM BRI untuk menjadikan Ponpes menjadi sebuah lembaga pendidikan Islam yang mampu secara mandiri memenuhi kebutuhan operasional dan pengembangan pendidikan dan ekonominya melalui kegiatan usaha produktif.
Baca juga:
Benih kangkung petani Indonesia pun diekspor
Pesantren miliki potensi kembangkan pertanian terintegrasi
Baznas luncurkan santripreneur di hari santri nasional
Pewarta: Andi Jauhary
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018