• Beranda
  • Berita
  • Asosiasi hutan optimistis investasi kehutanan meningkat

Asosiasi hutan optimistis investasi kehutanan meningkat

13 November 2018 12:05 WIB
Asosiasi hutan optimistis investasi kehutanan meningkat
Seorang pekerja menyelesaikan pembuatan mebel berbahan kayu jati di sebuah industri furnitur di Demak, Jawa Tengah, Senin (7/11/2016). Target pertumbuhan ekspor industri mebel senilai US$ 5 miliar pada 2019. (ANTARA FOTO/Aji Styawan)
Jakarta  (ANTARA News) - Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) optimistis investasi di bidang kehutanan akan meningkat, ditunjukkan dengan semakin membaiknya harga kayu log, tren positif  produksi kayu nasional dan meningkatnya perolehan sertifikat pengelolaan hutan produksi lestari.
 
"Kami optimistis investasi di bidang kehutanan akan meningkat. Luas kebakaran hutan dan lahan yang semakin menurun dan penanganan pengelolaan gambut telah menjadi titik awal bagi sektor usaha kehutanan untuk berbenah meningkatkan kinerjanya pada 2019," ujar Ketua Umum APHI, Indroyono Soesilo, di Jakarta, Selasa.

Salah satu indikator bakal meningkatnya investasi bidang kehutanan, adalah fondasi kinerja sektor hulu pada 2018 yang cukup kuat.

Data realisasi produksi kayu bulat menunjukkan sampai dengan September 2018, produksi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) mencapai 5,6 juta meter kubik atau melebihi realisasi 5,4 juta meter kubik pada 2017.

Untuk IUPHHK Hutan Tanaman Industri (HTI)  produksi sampai dengan September mencapai 29,6 juta meter kubik atau 78 persen dibandingkan realisasi pada 2017 

"Diperkirakan produksi HTI bisa melebihi tahun sebelumnya," kata dia lagi.

Kinerja IUPHHK juga mengalami kenaikan yang diukur dari perolehan sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK), baik yang bersifat wajib atau sukarela.

"Jumlah perolehan sertifikat PHPL/VLK yang bersifat wajib  oleh Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam (IUPHHK-HA) naik dari 121 unit menjadi 131 unit, sertifikat PHPL sukarela naik dari 24 menjadi 26 unit. "

Dia menambahkan pihaknya juga bekerja sama dengan PNORS Technology dalam mengembangkan sistem pemasaran dan perdagangan hasil hutan secara daring berbasis SVLK, dalam bentuk bursa produk hasil hutan  Indonesia Timber Exchange  System.

"Sistem telah disempurnakan dan siap memfasilitasi anggota APHI dan industri kehutanan atau eksportir yang memasarkan kayu dan produk olahan yang terhubung dengan jaringan pasar domestik dan dunia," papar dia.

Produk olahan kayu juga berpotensi besar meningkatkan kinerja ekspor dan menambah pundi devisa karena hampir seluruh bahan baku menggunakan bahan baku lokal. 

Baca juga: Kayu sitaan akan diberikan kepada korban gempa
Baca juga: Presiden minta perusahaan kayu ajak masyarakat menanam
 

Pewarta: Indriani
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018