Terapis gunakan bisa lebah untuk obati pasien

14 November 2018 11:43 WIB
Terapis gunakan bisa lebah untuk obati pasien
Seorang peternak menabur gula pasir untuk pakan lebah peliharaannya di Petirrejo, Ngadirejo, Temanggung, Jateng Senin (31/10/2016). Peternak lebah mengaku mengalami paceklik karena panen madu turun hingga 70 persen akibat curah hujan sepanjang tahun sehingga melarutkan madu pada bunga. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)
Kairo (ANTARA News)  - Omar Abulhassan beternak ribuan lebah di atap rumahnya di pinggiran kota Kairo, ibu kota Mesir, bukan untuk mengambil madunya, tapi bisanya.

Setelah membaca tentang manfaat tawon di dalam kitab suci Al Quran, Abdulhassan, 30 tahun, memutuskan lima tahun lalu untuk beternak hewan itu dan menggunakan bisanya dalam terapi alternatif. Dia yakin sengatan lebah dapat mengobati sakit dan menyembuhkan berbagai penyakit, seperti rematik.

"Tidak hanya ada manfaat," kata Abulhassan, yang tak memiliki latar belakang medis. "Suasana hati yang lebih baik akan terasa setelah terapi."

Dia sekarang mengobati sekitar lima orang sebulan. Dalam sesi khusus, dia akan menggunakan enam ekor lebah untuk menyengat pasiennya di bagian-bagian tubuh berbeda.

Mohamed Abdelfattah, 29 tahun, merupakan salah satu pasiennya dan datang berobat secara teratur. Menurut dia, terapi tersebut membuat suasana hatinya lebih baik dan merasa sehat.

"Saya secara teratur menerima pengobatan menggunakan lebah untuk meningkatkan kekebalan dan kekuatan tubuh saya," ujar Abdelfatah.

Manfaat terapi sengatan lebah belum teruji secara ilmiah, kata Mahmoud Abdullatif, pemelihara lebah yang berpengalaman dan anggota Federasi Pemelihara Lebah di Arab.

"Ini perlu kajian dan peralatan serta riset ilmiah sehingga kita dapat memahami apa isi bisa lebah dan bagaimana kita dapat mempermanfaatnya," katanya.

Baca juga: Slovenia akan dirikan akademi pemeliharaan lebah
Baca juga: Sekumpulan lebah sengat 140 siswa dan guru


Sumber: Reuters
Editor: Mohamad Anthoni

Pewarta: Antara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2018