• Beranda
  • Berita
  • Jika Indonesia terpilih, KOI: Olimpiade 2032 di Jakarta dan Jabar

Jika Indonesia terpilih, KOI: Olimpiade 2032 di Jakarta dan Jabar

15 November 2018 20:26 WIB
Jika Indonesia terpilih, KOI: Olimpiade 2032 di Jakarta dan Jabar
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Presiden IOC Thomas Bach dan Presiden OCA Skeikh Ahmad Fahad Al-Sabah di beranda belakang Istana Bogor, Sabtu (1/9/2018). (Joko Susilo)

Tim harus dibentuk setelah selesai pemilihan umum. Tahun 2024 tidak akan terasa lama karena kita akan bersaing dengan negara-negara lain sebagai tuan rumah

Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir mengatakan dua daerah di Indonesia yang layak menjadi tuan rumah penyelenggaraan Olimpiade 2032 adalah DKI Jakarta dan Jawa Barat jika Indonesia terpilih sebagai tuan rumah pesta multi-cabang olahraga tertinggi di dunia itu.

"Masalah utama penyelenggaraan multi-cabang olahraga adalah pertandingan sepak bola. Jakarta tidak mungkin membangun tambahan lima stadion sepak bola. Mau tidak mau, Jakarta butuh dukungan dari Jawa Barat atau Banten," ujar Erick selepas mengikuti peluncuran buku "Turbulensi Sport di Indonesia" di Jakarta, Kamis.

Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) itu mengatakan penghitungan jarak tempuh perjalanan atlet dan ofisial peserta Olimpiade juga menjadi pertimbangan daerah sebagai tuan rumah penyelenggaraan.

"Kami sudah mempromosikan penggunaan transportasi publik ketika menyelenggaraan Asian Games 2018. Masyarakat juga akan semakin terdorong memakai transportasi publik setelah MRT di Jakarta beroperasi dan trotoar juga sudah baik. Begitupula dengna bandar udara di Jawa Barat," kata Erick tentang konektivitas transportasi publik Jakarta dengan daerah-daerah di sekitarnya.

Baca juga: Erick Thohir: Asian Games momentum beralih ke transportasi umum

Pria pemilik klub bola basket Satria Muda Pertamina itu mengatakan Indonesia sudah harus memulai mempersiapkan diri sebagai tuan rumah mulai 2019 dengan membentuk tim persiapan.

"Tim harus dibentuk setelah selesai pemilihan umum. Tahun 2024 tidak akan terasa lama karena kita akan bersaing dengan negara-negara lain sebagai tuan rumah," kata Erick yang merujuk Korea Selatan dan Korea Utara yang juga menyiapkan diri sebagai tuan rumah Olimpiade.

Terkait anggaran, Erick menyebut penyelenggaraan Olimpiade akan membutuhkan anggaran empat kali lipat dari anggaran penyelenggaraan Asian Games 2018.

"Jika pemerintah pada 2029 atau 2030 belum siap secara anggaran, lebih baik tidak ambil sebagai tuan rumah karena Indonesia akan dipermalukan jika tidak siap," katanya.

Baca juga: Presiden: Indonesia ajukan jadi tuan rumah Olimpiade 2032

Namun, Erick tetap mendorong Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 sebagaimana telah dinyatakan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo kepada Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach.

"Sebuah penyelenggaraan kegiatan olahraga dapat mempersatukan bangsa sekaligus menjadi kebanggaan bangsa kita dalam lingkup internasional. Kegiatan olahraga itu dibutuhkan sebagai ledakan-ledakan yang bersifat positif," kata Erick.

Indonesia, lanjut Erick, juga sudah punya modal sumber daya manusia lebih dari 30 ribu orang yang telah mendapatkan pelatihan sebagai sukarelawan dalam Asian Games 2018.

Baca juga: Ketentuan "apparel" Asian Games di bawah KOI

 

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2018