• Beranda
  • Berita
  • Kemristekdikti: sinergi litbang harus berujung "outcame"

Kemristekdikti: sinergi litbang harus berujung "outcame"

16 November 2018 16:18 WIB
Kemristekdikti: sinergi litbang harus berujung "outcame"
Dua penjaga stan Universitas Islam Sultan Agung berada di dekat perangkat solar sel yang mampu mengikuti pergeseran matahari pada Pameran Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Karya Dosen Perguruan Tinggi dan Balitbangda, di Semarang, Jateng, Senin (12/10). Pameran diselenggarakan oleh Kemristekdikti yang diikuti berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta dengan menampilkan beragam hasil penelitian teknologi. (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)
Yogyakarta (ANTARA News) -  Kemristekdikti mendorong agar sinergi lembaga penelitian dan pengembangan (litbang)  dapat berujung pada "outcome" yakni pemanfaatan hasil penelitian oleh pihak industri dan masyarakat. 

"Sinergi ke depan mengarah kepada 'outcome' (hasil akhir)," kata Direktur Lembaga Penelitian dan Pengembangan Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Pendidikan Tinggi  Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Kemal Prihatman di Yogyakarta, Jumat. 

Kunjungan Kemal ke Yogyakarta dalam rangka sinergitas penguatan kelembagaan Pusat Unggulan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUI).

Kemal mengatakan selama ini sinergi yang cenderung terjadi adalah sinergi proses. Kemudian, berlanjut kepada sinergi output. Pada tahap selanjutnya, sinergi harus ke arah menghasilkan outcome.

Dia menuturkan output (keluaran) suatu lembaga litbang antara lain berupa publikasi riset, jumlah kegiatan riset dan jumlah hasil riset yang sudah dipatenkan. 

Sementara outcome berkaitan dengan manfaat yang dirasakan pihak ketiga yakni industri dan masyarakat.

"Outcome itu terkait kemanfaatan kepada stakeholder (pemangku kepentingan), pihak ketiga, ada tidak masyarakat dan industri yang memanfaatkan," ujarnya.

Kemal mengatakan harus ada sinergi dengan pihak industri dan masyarakat sehingga tidak hanya sinergi proses yang terjadi antar lembaga litbang, tapi lebih pada ke hilirisasi dan komersialiasi produk. 

"Saya melihat sinergi baru proses dengan proses saya ke depan ingin sinergi ke output lalu outcome," ujarnya. 

Kemal menuturkan hingga saat ini ada 120 Pusat Unggulan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUI)  yang mana 60 persen di antaranya bergerak di bidang pangan dan pertanian, kemudian disusul bidang lain seperti kemaritiman dan kelautan. 

Dia menuturkan, dari total jumlah PUI yang ada, sebanyak 78 lembaga sudah memasukkan input, proses dan output untuk produk yang bisa dikerjasamakan. Namun dari 1.600 potensi yang bisa disinergikan dari 78 pengembang PUI, hingga saat ini ada 48 produk akhir yang baru disinergikan dan bersifat nasional.

Baca juga: Menteri Nasir : Idealnya penelitian terpusat
Baca juga: Lembaga Balitbangtan raih penghargaan dari Perpustakaan Nasional

 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018