• Beranda
  • Berita
  • Warga Trenggalek tutup retakan tebing cegah longsor

Warga Trenggalek tutup retakan tebing cegah longsor

19 November 2018 03:59 WIB
Warga Trenggalek tutup retakan tebing cegah longsor
Ambruk Akibat Longsor Sejumlah warga membersihkan puing-puing reruntuhan rumah akibat longsor di Sawahan, Prigi, Trenggalek, Jawa Timur, Jumat (4/4). Longsor tersebut mengakibatkan dua rumah ambruk. (ANTARA FOTO./Sahlan Kurniawan)

Aksi ini merupakan hasil musyawarah bersama menindaklanjuti retakan tebing yang bisa membahayakan pemukiman penduduk di bawah

Trenggalek, Jatim, (ANTARA News) - Ratusan warga Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur kembali melakukan gerakan kerja bakti menutup retakan tebing sepanjang 200 meter dengan mencegah pergerakan tanah lanjutan yang bisa memicu longsor.

"Aksi ini merupakan hasil musyawarah bersama menindaklanjuti retakan tebing yang bisa membahayakan pemukiman penduduk di bawah," kata Kepala Desa Prambon Anang Irwanto di Trenggalek, Minggu.

Jika kerja bakti serupa digelar di tebing bukit Desa Karangsoko, Kecamatan Trenggalek, kali ini gerakan dilakukan di Desa Prambon, Kecamatan Tugu.

Daerah ini berada di jalur menuju Kabupaten Ponorogo. Kontur tanah dan batuan di tebing perbukitan di daerah ini disinyalir mengalami pelapukan, terutama akibat kemarau panjang setahun terakhir.

Akibatnya, retakan tanah ditemukan di salah satu sisi tebing bukit sepanjang 200 meter dengan kedalaman 30 centimeter.

"Karena titik retakan tanah tersebut membutuhkan penanganan segera, apalagi beberapa area sekitar lokasi retakan mudah sekali ambles," katanya.
 
Upaya mitigasi diputuskan tim Forkopimda dan dengan jarak sekitar 200 meter dari perkampungan warga, jika dibiarkan kondisi tersebut dikhawatirkan akan membahayakan perkampungan yang terletak di bawahnya.

"Karena kondisi seperti itu, seluruh elemen masyarakat kompak melakukan kerja bakti. Total ada 150-an orang terdiri dari berbagai unsur terlibat dalam kerja bakti ini," katanya.

Kerja bakti tersebut dilakukan untuk menutup retakan tanah yang mengangah akibat pergerakan tanah tersebut.

Selain itu, di atas retakan masyarakat membuat saluran air, tujuannya untuk menarakan air hujan agar tidak terlalu banyak yang masuk area tanah gerak.

Sehingga diharapkan kegiatan tersebut bisa meminimalisisasi terjadinya longsor.

"Jika bencana itu terjadi pastinya ada puluhan Kepala Keluarga (KK) yang terkena dampaknya, makanya kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan pencegahan sejak dini," demikian Anang Irwanto.

Baca juga: Pembangunan penahan tebing di Trenggalek terkendala hujan
Baca juga: Hujan sehari semalam memicu banjir dan longsor di Trenggalek

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018