• Beranda
  • Berita
  • Ini cara Indonesia promosikan industri sawit berkelanjutan pada akademisi Eropa

Ini cara Indonesia promosikan industri sawit berkelanjutan pada akademisi Eropa

19 November 2018 14:04 WIB
Ini cara Indonesia promosikan industri sawit berkelanjutan pada akademisi Eropa
Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir menyampaikan sambutan dalam pembukaan program Regular Oil Palm Course 2018 di Jakarta, Senin (19/11/2018). (ANTARA News/Yashinta Difa)

Jadi para peserta ini kami undang untuk melihat langsung komitmen dan praktik industri sawit di lapangan

Jakarta (ANTARA News) -  Indonesia mempromosikan industri kelapa sawit berkelanjutan lewat program Regular Oil Palm Course 2018 yang diikuti 15 peserta dari 10 negara untuk menekan atau bahkan menghapus sama sekali citra negatif industri tersebut di dunia, khususnya di kawasan Uni eropa.

Program yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI bekerjasama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS), berlangsung di tiga kota yakni Jakarta, Bogor, dan Jambi, pada 19-26 November 2018.

"Ini adalah wujud komitmen kami terhadap industri kelapa sawit berkelanjutan yang berdampak pada kehidupan banyak sekali orang, dan dijalankan sesuai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)," kata Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir dalam pembukaan program tersebut di Jakarta, Senin.

Indonesia merupakan salah satu produsen utama kelapa sawit dengan produksi mencapai 53 persen dari total produksi dunia.

Sebagai industri padat karya yang memberikan kontribusi nilai ekspor lebih dari  Rp240 triliun per tahun, sektor kelapa sawit memengaruhi mata pencaharian sekitar 20 juta penduduk Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung.

Karena itu, Indonesia merasa perlu berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang pengolahan sawit kepada para peserta dari negara lain, untuk menunjukkan bahwa industri sawit Tanah Air telah mengimplementasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.

"Jadi para peserta ini kami undang untuk melihat langsung komitmen dan praktik industri sawit di lapangan. Di lain pihak, kita ingin mendengar rekomendasi dan masukan tentang bagaimana kita bisa mengembangkan industri ini," tutur Fachir.

Perwakilan peserta dari Slovakia, Paul C. Meager, menyampaikan antusiasmenya untuk mengamati langsung proses industri kelapa sawit di Indonesia, yang disebutnya telah berkontribusi juga pada pengurangan kemiskinan.

Selain Slovakia, para akademisi dan perwakilan lembaga swadaya masyarakat peserta program Regular Oil Palm Course 2018 berasal dari Belanda, Ceko, Hungaria, Inggris, Italia, Prancis, Polandia, Rusia, dan Australia. ***3***

Baca juga: Presiden usulkan pendirian fakultas kelapa sawit

Baca juga: Bekukan Greenpeace, rusak citra sawit Indonesia


Baca juga: Industri sawit berkelanjutan bertumpu pada petani kecil

 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018