Industri sawit memainkan peran penting dalam pencapaian SDGs
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Dono Boestami mengatakan industri sawit dapat membantu Indonesia memenuhi target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Dalam pembukaan program Regular Oil Palm Course 2018 di Jakarta, Senin, Dono menyebut industri sawit berkaitan dengan beberapa tujuan SDGs yakni pengurangan kemiskinan, kesehatan yang baik, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, serta penanganan perubahan iklim.
"Industri sawit memainkan peran penting dalam pencapaian SDGs," kata Dono.
Sejak 2000, ekspansi perkebunan kelapa sawit telah membantu mengentaskan 10 juta orang dari garis kemiskinan, termasuk diantaranya 1,3 juta penduduk yang tinggal di wilayah pedesaan.
Sebagai industri padat karya yang memberikan kontribusi nilai ekspor sebesar Rp240 triliun per tahun, sektor kelapa sawit memengaruhi mata pencaharian sekitar 20 juta orang Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung.
"Dengan estimasi setiap pekerja memiliki dua sampai tiga anggota keluarga, diperkirakan sekitar 40-60 juta orang bergantung pada industri ini," tutur Dono.
BPDP-KS memperkirakan 50 persen pelaku industri sawit adalah petani kecil, terdiri dari keluarga-keluarga berpenghasilan rendah hingga menengah yang mengelola tidak lebih dari 4 hektare lahan per kepala keluarga.
Perkebunan sawit yang dikelola oleh para petani kecil ini banyak terdapat di Jambi, Riau, dan Sumatera Selatan.
Industri sawit juga berkontribusi terhadap ketahanan energi, dengan mendukung penggunaan biodiesel yang diharapkan bisa menggantikan bahan bakar fosil.
Sejak 1 September 2018, Indonesia sudah mengimplementasikan program mandatori B20 dengan konsumsi biodiesel diperkirakan mencapai 4 juta kiloliter hingga akhir tahun.
"Untuk tahun depan kami targetkan konsumsi biodiesel mencapai 6-7 kiloliter per tahun," kata Dono.
Mengingat pentingnya peran industri sawit bagi pertumbuhan ekonomi dan pemerataan, Indonesia berkomitmen mendukung peningkatan manajemen berkelanjutan termasuk pemenuhan standar internasional.
Baca juga: BPDPKS: Produktivitas sawit tertinggi dibandingkan minyak nabati lain
Baca juga: Ini cara Indonesia promosikan industri sawit berkelanjutan pada akademisi Eropa
Baca juga: Industri sawit berkelanjutan bertumpu pada petani kecil
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018