"Dari monitoring cuaca, ada pertumbuhan awan yang sangat kuat, sehingga butiran air yang ada di dalam awan tidak sempat mencapai puncak awan hingga membeku dan menjadi butiran es," kata Deputi Meteorologi BMKG Mulyono R Prabowo yang dihubungi di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan, dalam kondisi biasa butiran air masih dalam bentuk cair, tapi kondisi yang terjadi di Jakarta Pusat, karena awan sangat kuat maka butiran air menjadi membeku sehingga pada awal hujan menjadi butiran es.
Hujan es biasanya disebabkan perubahan cuaca yang ekstrem secara tiba-tiba, seperti yang terjadi di Jakarta, pagi hingga menjelang siang cuaca cerah, namun terjadi pertumbuhan awan yang intens pada pukul 13.00-14.00 WIB.
Pada pukul 15.00 WIB pertumbuhan awan comulunimbus tersebut mencapai kematangannya. Sebelum terjadi hujan, diawali dengan angin yang kuat.
Hujan es tersebut menurut Mulyono hanya dipengaruhi oleh pertumbuhan awan yang bersifat lokal sehingga hanya terjadi di Jakarta Pusat.
"Sebaran awannya kalau kita lihat dari Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat saja, memang agak memanjang terlihat merah pertumbuhan awannya kemungkinan potensi es di sepanjang itu yang kita lihat lihat sekitar jalan Sudirman dan Thamrin," tambah dia.
Hujan disertai angin kencang melanda wilayah Jakarta sekitar Kamis sore yang menyebabkan tumbangnya pohon di sejumlah wilayah Jakpus dan Jaksel.
Baca juga: Hujan es cenderung terjadi pada peralihan musim
Baca juga: Akan ada fenomena hujan es lagi di Jakarta?
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018