"Empat Pilar adalah pendidikan moral. Pendidikan moral ini akan lebih efektif diterima masyarakat jika diterapkan secara masif melalui mata pelajaran di taman kanak-kanak dan sekolah dasar," kata Mahyudin pada diskusi "MPR Rumah Ideologi Rakyat: Pengawal Pancasila" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis.
Menurut Mahyudin, pendidikan moral itu akan lebih efektif jika terapkan kepada anak-anak pada usia dini, yakni di taman kanak-kanak dan sekolah dasar (TK dan SD), dengan memberikan pelajaran dan pehamanan terhadap perilaku dan tatakrama untuk membangun sikap positif serta integritas tinggi. "Pendidikan moral Pancasila akan lebih efektif diberikan pada anak-anak, karena kalau sudah mahasiswa banyak pengalaman lain yang dijalaninya," katanya.
Politisi Partai Golkar ini menilai, kelebihan mata pelajaran moral Pancasila yang diberikan disekolah, akan diterima oleh seluruh rakyat Indonesia yang sekolah di TK dan SD sampai ke pelosok-pelosok. Mahyudin mengakui, sosialisasi Empat Pilar yang dilakukan MPR RI ke berbagai daerah di Indonesia, masih terbatas jumlahnya dan tempatnya yakni hanya di kota-kota, tidak sampai ke tingkat desa.
Mahyudin juga mengakui pimpinan dan anggota MPR RI jumlahnya terbatas, sehingga tidak dapat melakukan sosialisasi Empat Pilar secara masif ke seluruh daerah di Indonesia, sampai ke tingkat desa.
Pada kesempatan tersebut, Mahyudin juga bercerita pada era orde baru, ada mata pelajaran Pendidikan mMoral Pancasila (PMP) di SD, SMP, dan SMA/SMK. "Pendidikan ini cukup efektif membangun moral rakyat di tingkat pelajar," katanya.
Pada era reformasi, mata pelajaran PMP diganti menjadi mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN), dan kemudian berubah lagi menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (PKN). "Dari era orde baru hingga saat ini, pelajaran Pendidikan Moral di hilangkan dan kemudian Pancasila juga dihilangkan," katanya.
Baca juga: Ulama Aceh Barat dibekali ideologi Pancasila
Baca juga: Pancasila dan pendidikan kebangsaan diusulkan masuk kurikulum
Baca juga: Pakar: pendidikan karakter bentengi pelajar dari radikalisme
Baca juga: Karakter siswa di sekolah dapat dibangun lewat puisi esai
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018