Bakauheni (ANTARA News) - Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan menyiapkan dermaga alternatif di jalur penyeberangan Merak-Bakauheni, yaitu Dermaga Margagiri-Ketapang.Kita antisipasi jauh hari sebelum jalan tol dibangun, kita akan bangun dermaga batu di dua lokasi di Margagiri dan Ketapang sebagai alternatif Merak-Bakauheni
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi dalam diskusi di atas KMP Portlink lintas Bakauheni-Merak, Senin, menjelaskan dermaga alternatif tersebut untuk mengantisipasi lonjakan penumpang saat Tol Trans Sumatera Lampung-Palembang resmi beroperasi.
"Kita antisipasi jauh hari sebelum jalan tol dibangun, kita akan bangun dermaga batu di dua lokasi di Margagiri dan Ketapang sebagai alternatif Merak-Bakauheni," katanya.
Budi menjelaskan kajian terhadap Dermaga Margagiri-Ketapang telah dilakukan sejak 2014, tetapi sampai saat ini pembangunannya masih belum bisa dilaksanakan.
Menurut Budi, Bank Pembangunan Asia (ADB) yang merupakan pihak pemberi pembiayaan dermaga tersebut belum mengeluarkan hasil kajian dan studi kelayakan atau "feasible study" (FS).
"Tapi setelah sekian lama itu mandek enggak tahu kenapa. Akhirnya kami ketemu ADB dan mereka akan review lagi FS itu soal kemungkinannya feasible secara ekonomis atau enggak," katanya.
Karena itu pula, Ia belum bisa menyusun anggaran untuk pembangunan kedua dermaga tersebut.
"Sampai sekarang belum diberikan ke kami itu FS-nya dan karena masih belum pasti, saya belum bisa menyiapkan anggaran buat pembebasan lahan di kedua tempat tersebut," katanya.
Antisipasi lain yang dilakukan adalah dengan fokus mengoperasikan kapal-kapal dengan ukuran 5.000 GT ke atas pada lintas Merak-Bakauheni dan sebaliknya sesuai dengan PM 88/2014.
"Kalau untuk penumpang, yang dibawah 5.000 GT enggak jadi masalah, tapi kalau untuk mengangkut mobil dan motor bisa lebih banyak diangkut oleh kapal di atas 5.000 GT. Jadi nanti semuanya diangkut dengan kapal tersebut mengingat Tol Lampung sampai Palembang sudah selesai dibangun dan akan segera operasional," katanya.
Berkaitan dengan hal tersebut, Dirjen Budi juga menyampaikan ada sejumlah operator kapal baru yang mengajukan izin untuk pengoperasian kapal di lintas penyeberangan Merak-Bakauheni.
"Tol Lampung ke Palembang ini kan sudah selesai, jadi saya dapat banyak permintaan untuk menerbitkan izin operasi kapal dari operator-operator baru. Tetapi, sesuai dengan moratorium yang ada izin tidak saya kasih," katanya.
Dirjen Budi pun meyakini, 70 kapal yang saat ini beroperasi di lintas penyeberangan Merak-Bakauheni masih mampu mengatasi lonjakan kendaraan bermotor imbas dari keberadaan Tol Trans Sumatera.
Sementara itu, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi juga telah menyiapkan beberapa strategi guna mengantisipasi lonjakan angkutan kendaran bermotor yang dibawa menyeberang dari Merak ke Bakauheni.
Salah satu strategi yang dilakukan Ira adalah sejalan dengan yang disampaikan Dirjen Budi, yakni dengan fokus mengoperasikan kapal baru dengan ukuran di atas 5.000 GT.
ASDP akan menyediakan empat unit kapal eksekutif yaitu KMP Sebuku, KMP Batumandi, KMP Portlink, dan KMP Portlink III.
KMP Sebuku dan KMP Batumandi berukuran 5.556 GT mampu membawa 812 penumpang dan 200 kendaraan, kemudian KMP Portlink berukuran 12.619 GT mampu membawa 1.000 penumpang dan mengangkut 250 kendaraan serta KMP Portlink III yang memiliki kapasitas 1.300 penumpang dan mampu mengangkut 550 kendaraan.
Ira menambahkan posisi kapal-kapal yang diperasikan ASDP berada di lintasan reguler dan bakal disesuaikan dengan jadwal operasional Terminal Eksekutif yang rencananya untuk menunjang pelaksanaan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.
ASDP juga tengah membangun Terminal Eksekutif di Dermaga 6 Merak dan Dermaga 7 Bakauheni.
Ira dengan percaya diri menyatakan bahwa Terminal Eksekutif ini nantinya akan lebih bagus dari Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Terminal Eksekutif itu saat ini masih dalam tahap pembangunan dan diperkirakan bakal beroperasi pada Desember 2018 dan beroperasi penuh pada Maret 2019
"Terminap Eksekutif di Dermaga 7 dan Dermaga 6 akan siap untuk Nataru tapi penuh operasional Insya Allah Desember 201. Terminal Eksekutif Merak pembangunan fisiknya sudah 98,8 persen dan Terminal Eksekutif Bakauheni 99,2 persen. Beberapa tenant ritel komersial sudah masuk ke Terminal Eksekutif itu," katanya.
Baca juga: ASDP ingin wujudkan terminal pelabuhan seperti bandara
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2018