Pemilihan Marjinal sebagai musisi tamu terbilang unik karena perbedaan musik di antara keduanya. Namun menurut Marjinal, Chrisye adalah sosok yang layak disebut punk karena karya-karyanya.
"Ya punk. Secara bunyi itu punk banget. Siapapun kemudian yang mewakili cita rasanya dan gagah berdiri di kaki sendiri bagi gue itu punk. Apalagi dia membawa cita rasa lokal itu punk," ucap Mike, vokalis Marjinal saat berbincang di kawasan Kemang, Jakarta, Senin.
Baca juga: Mike Marjinal: banyak Kartini di sekitar kita
Punk yang dimaksud Marjinal bukanlah dari jenis aliran musik, melainkan pesan-pesan dalam lirik lagu Chrisye yang menyuarakan kegelisahan dan keresahan di masyarakat serta juga dirinya yang dituangkan dalam bentuk musik.
"Hampir semua lagu Chrisye bentuk kegelisahan dia di mana dia berjibaku dengan masalah yang ada di depan dan di sekelilingnya kemudian ini jadi inspirasi dia dalam bentuk musik," lanjut Mike.
Marjinal mengaku awalnya terkejut ketika diminta membawakan lagu Chrisye dalam pertunjukan "Hip-Hip Hura". Namun rupanya ada kesamaan antara musik Chrisye dan yang dimainkan Marjinal.
"Kita kalau boleh jujur awalnya tergelitik dan kemudian ketika dipahami maksud dari lirik lagu Chrisye, di sini kita memahami bahwa kita punya cara melihat yang sama. Ada kegelisahan yang sama yang ingin disampaikan," tutupnya.
Baca juga: Musisi ragam genre hidupkan kembali karya Chrisye
Baca juga: Pameran visual "Pang! No Border, No Class"
Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018