"Muhammadiyah berdiri di atas kepribadian dan khittahnya untuk tetap mengambil jarak dari pergumulan politik praktis," kata Haedar usai menghadiri pembukaan Muktamar ke-XVII Pemuda Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Senin.?
Menurut dia, untuk tetap tidak bersikap dan mengambil jarak dengan politik meski ada kader yang mendukung pada pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2019 karena itu sudah melekat sejak organisasi besar Islam ini berdiri.?
"Itu (sikap Muhammadiyah terhadap politik) sudah (sesuai) hasil dari proses sejarah yang panjang dari Muhammadiyah," katanya.
Haedar pun kembali menegaskan tidak ada yang berubah dari sikap organisasinya terhadap politik, meskipun dinamika politik di Indonesia terus berubah, karena itu sudah sesuai kepribadian Muhammadiyah sejak didirikan Kiai Haji Ahmad Dahlan.
"Tidak ada yang baru dari Muhammadiyah, setiap periode sejak Kiai Dahlan sampai kapanpun bahwa Muhammdiyah berdiri di atas kepribadian dan khittahnya, jadi itu sudah prinsip Muhammadiyah dan tidak ada yang berubah," katanya.
Bahkan ketika disinggung tentang pernyataan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Amien Rais yang akan "menjewer" Haedar jika membebaskan kadernya menentukan politik di Pilpres 2019, jawaban Haedar tetap sama.
"Jawaban saya sama tidak ada yang berubah dari Muhammadiyah dan tidak akan pernah berubah, Muhammadiyah berdiri di atas kepribadian dan khittahnya," katanya menegaskan.
Baca juga: Muhammadiyah persilakan warga memilih sesuai hati nurani
Baca juga: Muhammadiyah-NU sepakat jaga kerekatan elemen bangsa
Baca juga: Haedar Nashir: jadikan agama yang mencerahkan umat
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2018