Manado, (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ribuan sarjana di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) belum memiliki pekerjaan atau menganggur hingga posisi Agustus 2018.Perguruan tinggi menyumbang 6,36 persen atau mencapai sekira 5.130 orang penganggur, SMK 15,13 persen atau 12.204 orang penganggur, dan SMA 9,74 persen atau menyentuh 7.856 orang penganggur
Kepala BPS Sulut Dr Ateng Hartono mengatakan berdasarkan tingkat pengangguran terbuka jumlah pengangguran di Sulut mencapai 80.664 orang.
"Menurut tingkat pendidikan tertinggi (TPT) yang ditamatkan, pada Agustus 2018 perguruan tinggi menyumbang sekira 6,36 persen atau mencapai sekira 5.130 orang penganggur," kata Ateng di Manado, Selasa.
Sementara, katanya, di tingkat SMK mencapai 15,13 persen atau menyentuh sekira 12.204 orang penganggur. Untuk tingkat SMA mencapai 9,74 persen atau menyentuh 7.856 orang penganggur.
Dia mengatakan jumlah pengangguran di Provinsi Sulut di dominasi lulusan sekolah menegah kejuruan (SMK), SMA, dan sarjana.
Ateng mengatakan, dilihat dari tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, pengangguran tertinggi adalah lulusan SMK yang memberikan penyumbang terbesar. Tertinggi kedua adalah SMA.
"Dengan kata lain, ada penawaran tenaga kerja yang tidak terserap terutama pada tingkat pendidikan SMA dan SMK. Mereka cenderung lebih memilih pekerjaan," katanya.
Sementara itu, lulusan yang berpendidikan rendah seperti SD dan SMP cenderung mau menerima pekerjaan apa saja.
Dilihat dari TPT SD ke bawah terendah di antara semua tingkat pendidikan. Dibandingkan kondisi setahun yang lalu, tingkat pengangguran terdidik (menengah ke atas) mengalami penurunan, yaitu SMA (0,43 poin), SMK (0,53 poin), dan perguruan tinggi (2,29 poin).
Sementara itu, tingkat pengangguran dan penduduk yang bekerja tidak terlepas dari kinerja sektor-sektor perekonomian yang ada. Jumlah pekerja tiap sektor menunjukkan kemampuan sektor tersebut dalam penyerapan tenaga kerja.?
Berdasarkan lapangan pekerjaan utama, pada Agustus 2018, penduduk Sulut paling banyak bekerja pada sektor pertanian. Diikuti oleh sektor perdagangan dan industri pengolahan, demikian Ateng Hartono.
Baca juga: Pekerja di Sulut minim terdaftar BPJS Ketenagakerjaan
Baca juga: Ada pameran kesempatan kerja "online" di Sulut
Pewarta: Jerusalem Mendalora
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018