• Beranda
  • Berita
  • Rumah rusak akibat longsor Tulungagung bertambah

Rumah rusak akibat longsor Tulungagung bertambah

30 November 2018 23:56 WIB
Rumah rusak akibat longsor Tulungagung bertambah
Petugas memeriksa jalan raya Popoh yang longsor di Besole, Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (17/10/2017). Tebing jalan menuju pelabuhan dan kawasan wisata di Teluk Popoh itu longsor tergerus air hujan sepanjang 20 meter dan lebar satu meter. (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)
Tulungagung (ANTARA News) - Jumlah rumah yang rusak akibat terdampak longsor di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur bertambah, dari sebelumnya dilaporkan dua rumah menjadi lima unit bangunan warga yang tersebar di tiga desa Kecamatan Pagerwojo.

Ketua Desa Tangguh Bencana (Destana) Kecamatan Pagerwojo Eko Sujarwo, Jumat mengatakan, longsor terjadi sporadis di belasan titik lereng kawasan tersebut yang masih saru rangkaian kaki Gunung Wilis.

Dampak kerusakan terpantau berada di kawasan hutan, persawahan, permukiman dan sebagian berdampak pada akses jalan umum.

"Tidak ada korban jiwa. Tapi sampai detik ini ada lima rumah warga yang terdampak longsor dan mengalami kerusakan," kata Eko Sujarwo.

Kelima rumah itu tersebar di empat desa. Selain dua rumah warga di Desa Pagerwojo, tiga lainnya berada di Desa Gondanggunung (dua rumah) dan Mulyosari (satu rumah).

Selain itu, longsor juga menyebabkan jalan desa yang ada di Desa Penjor terputus total.

Hingga Jumat siang, warga belum terlihat adanya kerja bakti dari sejumlah warga untuk membersihkan longsoran tersebut.

Hal itu disebabkan kondisi tanah yang masih labil, dan rawan terjadi longsor susulan.

"Ketika longsor terjadi saya beserta keluarga tidak ada di dalam rumah, kami sudah ada di luar. Dan longsor ini sudah kedua kalinya, sebelumnya tahun 2014 lalu juga pernah terkena longsor, tapi ini yang paling parah," katanya.

Eko menuturkan, bencana longsor selain merusak lima rumah warga. Bencana longsor juga memutuskan jalan di Desa Penjor yang menghubungkan Dusun Krajan dengan Dusun Selogiri.

Dengan putusnya jalan tersebut, membuat sejumlah warga harus memutar sejauh tujuh kilometer untuk melakukan aktifitasnya, seperti berangkat ke sekolah maupun ke kantor pemerintahan Desa Penjor.

"Kalau melalui jalan yang terputus ini, biasanya jarak yang ditempuh sekitar satu kilometer. Namun, karena jalan putus akibat longsor maka warga harus memutar sejauh tujuh kilometer," tuturnya.

Eko menambahkan, wilayah Kecamatan Pagerwojo merupakan salah satu kawasan rawan bencana longsor, ketika musim hujan tiba.

Struktur tanah yang kurang kuat menyebabkan longsor mudah terjadi, terutama saat hujan deras.

"Nanti, kami bersama dengan warga sekitar akan melakukan gotong royong membersihkan material longsor, saat kondisi tanah sudah stabil," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tulungagung Suroto mengatakan pihaknya bersama warga, TNI/Polri telah memulai kegiatan kerja bakti di lokasi rumah terdampak longsor maupun di jalur yang terputus akibat pergeseran tanah pascahujan deras.

"Sifatnya pertolongan pertama. Kerja bakti masal membanti evakuasi, dan untuk rumah yang rusak kami upayakan penyaluran bantuan material untuk perbaikan," kata Suroto.

Baca juga: Tujuh rumah di Tulungagung terseret longsor
Baca juga: Longsor terjang empat rumah di Tulungagung

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018