"Waspada penularan DBD yang dapat meresahkan masyarakat dan kasus-kasus penyakit yang dapat muncul sehubungan dengan musim hujan ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar Ahmad Azis N Kes di Mamuju, Sabtu.
Ia mengatakan berbagai penyakit dapat ditimbulkan oleh perubahan tempat-tempat perindukan nyamuk Aedes Aegepty yang merupakan penyebab penularan penyakit DBD di musim hujan.
"DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegepty dan Aedes Albofictus, yang dapat menyebabkan gangguan pada pembuluh darah dan bisa menyebabkan kematian," katanya.
Menurut dia, nyamuk Aedes Aegepty membentengi diri dalam air bersih yang tergenang dan untuk menemukan telurnya terdapat di berbagai tempat, seperti di bak mandi yang tidak tertutup, vas bunga atau dedaunan yang menampung udara.
"Nyamuk tersebut menggigit pada siang hari. Banyak tempat bisa menjadi tempat berkembangnya jentik-jentik nyamuk tersebut, terlebih jika dalam musim hujan air hujan yang tergenang dalam wadah-wadah bisa menjadi tempat perindukan jentik nyamuk. Jadi mesti diwaspadai," katanya.
Salah satu upaya pencegahan penyakit DBD adalah dengan memutus mata rantai penularan dengan cara mengendalikan vektor melalui kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan menghindari kontak dengan nyamuk dewasa, serta perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS).
"Hindari anak-anak tidur siang, gunakan obat nyamuk, hindari pakaian bekas di kamar yang bisa jadi tempat perindukan nyamuk," katanya.
Ia berharap masyarakat dapat berhat-hati dan membersihkan tempat penyimpanan air (bak mandi, WC), dan menutup rapat- rapat tempat penampungan air, memanfaatkan atau mendaur ulang barang barang bekas seperti kaleng dan botol.
Dinas Kesehatan Sulbar juga akan mengkoordinasikan jajaran kesehatan dan lintas sektor yang terkait guna melaksanakan kewaspadaan dini untuk mengantisipasi Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD.*
Baca juga: Satu warga Kota Kediri meninggal karena DBD
Baca juga: 54 kasus DBD muncul Bupati intensifkan gerakan 3M
Pewarta: M. Faisal Hanapi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018