• Beranda
  • Berita
  • BPBD Tulungagung peringatkan potensi longsor lima kecamatan

BPBD Tulungagung peringatkan potensi longsor lima kecamatan

3 Desember 2018 07:41 WIB
BPBD Tulungagung peringatkan potensi longsor lima kecamatan
Warga melihat rumah yang rusak akibat longsor di Perumahan Pesona Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta, Senin (26/11/2018). Intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan sebidang tanah di wilayah tersebut longsor. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp.
Tulungagung,  (ANTARA News) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tulungagung, Suroto memperingatkan warga yang bermukim di kawasan perbukitan di lima kecamatan untuk mewaspadai potensi longsor selama musim penghujan.

"Berdasarkan laporan dari tahun lalu (2018), tanah longsor sering terjadi di Kecamatan Pagerwojo dan Sendang. Dan untuk tiga kecamatan Pucanglaban, Tanggunggunung dan Kalidawir masih aman, tapi tetap harus waspada," katanya kepada wartawan, Minggu.

Kenyataannya longsor secara sporadis sudah terjadi di wilayah Kecamatan Pagerwojo dan Sendang.

Lima rumah warga rusak, satu akses jalan desa terputus dan beberapa titik area pemukiman terendam banjir.

Penjelas Suroto, ada lima kecamatan dari 19 kecamatan di Tulungagung terancam terjadi tanah longsor.

Kelima kecamatan itu berada di area pegunungan, yakni Kecamatan Pagerwojo, Sendang, Pucanglaban, Kalidawir, dan Tanggunggunung.

Untuk itu, masyarakat yang berdomisili di daerah itu harus terus meningkatkan kewaspadaannya.

Soeroto menjelaskan, berdasarkan informasi yang diterima dari Badan Meteorologi dan Geofisika stasiun Meteorologi Klas I Juanda Surabaya, menyebutkan jika akumulasi curah hujan selama Desember 2018 berkisar antara 151-500 milimeter.

"Dengan tingginya curah hujan, maka perlu diwaspadai adanya potensi hujan lebat yang berpotensi mengakibatkan adanya banjir dan tanah longsor," tuturnya.

Dia mengatakan, untuk langkah antisipasi bagi daerah pegunungan agar selalu waspada setiap waktu apabila hujan turun.

Khusus bagi mereka yang bertempat tinggal di bawah tebing tinggi agar lebih waspada.

Kalau perlu bila hujan deras lebih dari dua jam agar sementara waktu pindah ke tempat yang lebih aman.

"Jika rumah berada tepat di bawah tebing, lebih baik mengungsi kerumah tetangga atau saudara yang dirasa cukup aman," paparnya.

Soeroto menambahkan, selain bencana tanah longsor. Warga masyarakat harus lebih waspada terhadap bencana angin puting beliung.

Melihat pada masa transisi perubahan musim kering (kemarau) ke musim hujan, biasanya hujan lebat selalu disertai angin kencang/puting beliung yang bisa memicu kerusakan.

Baca juga: Waspadai potensi banjir-longsor di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara
Baca juga: BPBD teliti potensi longsor perbukitan Menoreh

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018