Jakarta (ANTARA News) - Langkah Bank Indonesia (BI) dan pemerintah mengantisipasi dan memanfaatkan perang dagang antara Amerika Serikat dan China mendukung penguatan nilai tukar (kurs) rupiah 34 poin menjadi Rp14.268 per dolar AS pada senin pagi.Di sisi lain, masih adanya sejumlah sentimen positif...
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, Senin, mengatakan, pergerakan rupiah mencoba untuk tidak bergeming dengan adanya pertemuan antara Presiden Xi dan Presiden Trump.
"Di sisi lain, masih adanya sejumlah sentimen positif, baik dari Bank Indonesia (BI) maupun langkah pemerintah untuk memanfaatkan perang dagang tersebut sebagai peluang meningkatkan investasi di dalam negeri, diharapkan dapat menjadi sentimen positif untuk membuat laju rupiah melanjutkan kenaikannya," ujar Reza.
Ia memperkirakan, hari ini rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.313 hingga Rp14.288 per dolar AS.
Pergerakan rupiah di akhir pekan lalu, yang sekaligus menjadi penutup bulan November, cenderung kembali melanjutkan kenaikannya.
Laju rupiah memanfaatkan pelemahan dolar AS setelah terimbas sikap pelaku pasar yang menahan diri jelang pertemuan Presiden Xi dan Presiden Trump di sela pertemuan G-20 Summit yang akan membahas kesepakatan dagang.
Di sisi lain, pergerakan rupiah mendapat sentimen positif dari rencana pemerintah yang akan memberikan keleluasaan bagi industri yang tidak tercantum dalam aturan tax holiday untuk turut menikmati fasilitas libur pajak tersebut melalui mekanisme yang berbeda.
Selain itu, sentimen positif lainnya yaitu adanya penilaian BI yang mencatat adanya aliran modal asing asing yang masuk ke pasar surat berharga negara, serta kian maraknya transaksi pasar uang dengan menggunakan DNDF (Domestic Non Deliverable Forward).
Baca juga: Rupiah kian menguat dekati Rp14.200/dolar
Baca juga: BI sebut keyakinan terhadap ekonomi Indonesia bawa rupiah menguat
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018