Banjir genangi 9 desa di Subulussalam Aceh

4 Desember 2018 21:53 WIB
Banjir genangi 9 desa di Subulussalam Aceh
Ilustrasi banjir di Aceh (ANTARA FOTO/Rahmad/ama).
Banda Aceh  (ANTARA News) - Tingginya debit air akibat hujan dengan intensitas lebat mengakibatkan sungai di sembilan desa di Kota Subussalam, Aceh meluap dan merendam kawasan perumahan penduduk di sekitarnya.

"Ada sembilan desa di tiga kecamatan berada di daerah aliran sungai Souraya yang kena banjir, Senin (3/12)," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Selasa.

Ia menjelaskan, kesembilan desa itu, yakni Jabi-jabi dengan korban terdampak 177 keluarga, Sigrun ada 86 keluarga, dan Suka Maju terdapat warga terdampak 458 keluarga di Kecamatan Sultan Daulat.

Kemudian Kecamatan Rudeng ada empat desa di antaranya, yaitu Suak Jampak korban terdampak 89 keluarga, Tualang ada 110 keluarga, Mandilam 43 keluarga, dan Sepang sebanyam 125 keluarga.

Terakhir di Kecamatan Longkip, terdiri dari Desa Longkib korban terdampak 98 keluarga, dan Desa Panji berjumlah 152 keluarga.

"Alhamdulillah, tidak ada satu pun korban meninggal, dan warga tak sampai mengungsi. Kondisi terkini, air Sungai Souraya melintasi tiga kecamatan sudah berangsur surut. Tapi di beberapa titik pemukiman penduduk, masih tergenang," ungkap dia.

 Saat ini tim reaksi cepat di Subulussalam, terus melakulan pemantauan dan melakukan koordinasi dengan pihak terkait,  ujar Dadek.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, sejumlah wilayah di Aceh berpeluang dilanda hujan dengan intensitas lebat disertai petir pada pekan ini, sehingga warga diminta waspada.

"Hampir semua wilayah di provinsi ini berpeluang dilanda hujan akibat tekanan rendah di sekitar Samudera Hindia bagian barat," ujar Kepala Seksi Data BMKG Aceh, Zakaria Ahmad.

Dari pantauan radar cuaca terkini, lanjutnya, terdapat indikasi hujan lebat karena masih aktifnya aliran massa udara basah di Samudera Hindia yang masuk ke wilayah bagian barat dan tengah di Aceh.

Ia menyebut, hal ini memberikan pengaruh terhadap perubahan pola cuaca yang begitu cepat, akibat meningkatnya suplai uap air yang memberi kontribusi pembentukan dan pertumbuhan awan hujan.

"Bagi mereka yang tinggal di daerah aliran sungai, kita minta waspadai banjir. Sedangkan mereka di daerah dataran tinggi, mewaspadai bencana banjir bandang, dan longsor," sebutnya.

 Baca juga: Banjir bandang terjang Aceh Tenggara
Baca juga: Banjir rendam sembilan "gampong" di Aceh Barat
 

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018