• Beranda
  • Berita
  • Permintaan tinggi, warga Sorong dilatih budidaya teripang

Permintaan tinggi, warga Sorong dilatih budidaya teripang

5 Desember 2018 08:39 WIB
Permintaan tinggi, warga Sorong dilatih budidaya teripang
Pekerja menujukan teripang pasir (Holothuria scabra) di Balai Bio Industri Laut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Lombok Utara, NTB, Kamis (12/4/2018). Balai Bio Industri Laut berupaya membudidayakan teripang pasir karena mengalami penurunan populasi dan terancam punah. (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
Sorong (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat, melatih warga pesisir membudidayakan teripang dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan mereka.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sorong Bekti Giri Wahyuni di Sorong, Rabu, mengatakan warga tiga kampung pesisir Distrik Seget yang mayoritas nelayan tercakup dalam program pelatihan yang mengajarkan teknis budidaya teripang tersebut.

"Kami mendatangkan para pelatih dari luar Papua, yakni Balai Penyuluhan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Ambon, Maluku," kata Bekti.

Ia mengatakan permintaan teripang di pasaran dalam maupun luar negeri cukup tinggi, dan timun laut banyak di perairan Kabupaten Sorong.

Dengan penerapan model budidaya dan pengolahan yang baik teripang bisa menjadi sumber pendapatan bagi warga pesisir Sorong, karenanya pemerintah kabupaten menggelar pelatihan untuk merangsang nelayan membudidayakannya.

"Pemerintah berharap pelatihan yang telah diberikan tersebut menjadi langkah awal kemajuan masyarakat Seget," ujarnya.

Kepala Distrik Seget Marthen Pangala secara terpisah mengemukakan warganya selama ini belum memahami benar cara budidaya teripang yang baik.

"Saya berharap dengan ilmu yang didapat masyarakat Seget pada pelatihan bermanfaat dan dapat berkembang maju di bidang budidaya perikanan khususnya teripang, seperti masyarakat di luar Papua," katanya.*



Baca juga: LIPI tawarkan teknologi pembesaran teripang

Baca juga: LIPI berhasil kembangkan budidaya gabungan teripang-bandeng-rumput laut



 

Pewarta: Ernes Broning Kakisina
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018