"Saya sebagai pastor dan juga sebagai masyarakat saya menyampaikan turut belasungkawa dan turut berduka cita atas meninggalnya tokoh-tokoh maupun orang-orang yang bekerja di tengah hutan itu orang hebat, mereka sebagai tokoh pembangunan yang mau membantu kelancaran kemajuan Papua," kata Pastor Jhon ketika dikonfirmasi dari Jayapura, Rabu.
Menurut dia, mereka/para korban sebenarnya membantu mempercepat pembangunan dan pasti mereka tidak tahu apa-apa tentang gerakan politik dan lain sebagai, tapi menjadi korban.
"Kami berdoa supaya mereka semua bisa diterima disisi Allah yang Maha Kuasa di surga. Sebagai seorang pastor, saya merasa prihatin dan merasa bahwa para pelaku dari peristiwa itu adalah oknum warga di Papua yang harus dihukum sesuai aturan yang berlaku karena melakukan perbuatan tidak manusiawi," ujarnya.
Penerima Yap Thiam Hien Award 2009 ini mengaku sebagai tokoh agama merasa sedih karena peristiwa pembunuhan terbesar yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tidak bertanggung jawab, apakah itu kelompok TPN OPM atau kelompok yang lain.
"Saya sungguh menyesalkan tindakan itu, tindakan ini menyesatkan gerakan-gerakan untuk pembebasan Papua dari ketertinggalan pembangunan. Peristiwa ini sangat tidak dibenarkan oleh siapapun, baik hukum di negara ini maupun hukum Allah ini tidak diterima," ucapnya.
Dia menambahkan, peristiwa kemanusiaan yang cukup sadis ini sangat melanggar hak hidup orang. Orang/kelompok dan pribadi-pribadi entah dari kelompok mana, apakah dari kelompok sipil bersenjata atau kelompok yang lain, intinya bahwa ini tindakan yang sungguh melanggar hak Allah dan juga melanggar aturan/undang-undang, tapi juga hak asasi manusia untuk hidup.
"Karena itu, saya sebagai pastor dan juga pemerhati menyampaikan seruan keprihatinan atas peristiwa ini, jika ini dilakukan oleh kelompok-kelompok Papua merdeka bahwa seluruh warga negara di mana saja pasti mengutuk saudara-saudara yang berjuang untuk merdeka, tapi membunuh orang. Tindakan ini adalah perampokan hak hidup setiap orang," tambah Jhon.
Kelompok Kriminal Bersenjata setelah menyerang para pekerja pembangunan jembatan di Yall, Minggu (2/12) kemudian Senin (3/12) malam sekitar pukul 18.30 WIT menyerang Pos TNI di Mbua.
Baca juga: Presiden sampaikan belasungkawa ke keluarga korban penembakan di Nduga, Papua
Baca juga: Komnas HAM ingatkan kepolisian terbuka usut peristiwa Nduga
Baca juga: Tim gabungan evakuasi anggota TNI korban KKSB
Baca juga: Jenazah prajurit TNI tiba di Timika
Pewarta: Musa Abubar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018