• Beranda
  • Berita
  • Presiden ganti pembagian sepeda jadi bagi-bagi foto

Presiden ganti pembagian sepeda jadi bagi-bagi foto

6 Desember 2018 15:14 WIB
Presiden ganti pembagian sepeda jadi bagi-bagi foto
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan dalam acara milad ke-100 tahun Madrasah Muallimin Muallimat Muhammadiyah, Yogyakarta pada Kamis (6/12/2018) (ANTARA/Desca Lidya Natalia)
Yogyakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengganti hadiah kuis saat melakukan kunjungan kerja (kunker) ke daerah dari sepeda menjadi foto bersama Presiden, foto itu pun langsung diberikan dalam bentuk cetak. 
   
"Saya minta satu siswa maju tapi yang maju jangan minta sepeda, sementara sepeda tidak bisa kita berikan," kata Presiden di Madrasah Muallimaat Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis.
   
Presiden hadir dalam acara milad ke-100 tahun Madrasah Muallimin Muallimat Muhammadiyah, Yogyakarta.
   
Seorang siswa kelas XI Madrasah Aliyah Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta bernama Hendrawan Diko lalu maju. Bersama Diko, Azizah Nabir, siswi sekolah yang sama kelas XII yang biasa dipanggil Icha.
   
Presiden lalu mengajukan pertanyaan ke Diko dan Icha.
 
"Tadi sudah saya sebutkan infrastruktur yang sedang dibangun pemerintah, sebutkan apa saja dan manfaatnya apa saja?" tanya Presiden.
 
"Jalan tol, bendahara, jembatan, airport," jawab Diko lancar.
   
"Lalu apa manfaatnya?" tanya Presiden.
   
"Memudahkan mobilitas dari satu daerah ke daerah lain, juga sebagai salah satu sarana untuk mempersatukan bangsa kita karena bangsa kita bangsa yang besar," jawab Diko disambut dengan tepuk tangan santriwan dan santriwati yang lain.
   
"Memang yang saya tahu yang daftar banyak ke madrasah ini banyak, yang daftar 800 orang, yang masuk 300 orang, jadi sudah terseleksi dengan baik dan memang baik-baik," kata Presiden.
   
Presiden selanjutnya mengajukan pertanyaan kepada Icha.
   
"Kita memiliki 17 ribu pulau dan 714 suku, sebutkan 5 suku dan tinggalnya di pulau mana?" tanya Presiden.
   
"Suku Dayak di Kalimantan, suku Jawa di pulau Jawa, suku Asmat di pulau Papua, suku Bugis di pulau Sulawesi dan suku Batak di pulau Sumatera," jawab Icha.
   
"Kesimpulan saya, siswa siswi madrasah muallimin dan mualimaat cerdas-cerdas, jawabannya tepat, tepat, tepat, nanti yang maju ke depan saya beri, sepeda tidak boleh, fotonya ada oh itu baru disiapkan," ungkap Presiden dengan yakin.
   
Diko dan Icha pun bersalaman dengan Presiden, tidak lama, keduanya kembali ke panggung karena Presiden memberikan foto dirinya dengan Diko dan Icha masing-masing sudah tercetak.
 
"Uni cepat Diko berfoto dengan saya, coba tunjukkan ke teman-temanmu. Ini Icha kembali lagi, yang lain nanti bareng-bareng foto," kata Presiden.
 
Menurut Presiden, ia memang sengaja mengganti hadiah kuis sepeda menjadi foto karena selain menjadi Presiden RI, saat ini ia pun adalah calon presiden (capres) 01 untuk pemilihan presiden 2019.
   
"Ya yang disuruh maju kan mesti inginnya dapat sepeda, tapi dari pada nanti menjadi kontroversi ya sekarang kita beri foto saja. Foto cepat saja sekarang, tinggal klik. Albumnya langsung diberikan. Kelihatannya malah lebih senang itu," ungkap Presiden.
   
Selain memberikan foto yang sudah tercetak, Presiden juga kerap melakukan swafoto.
   
Swafoto tersebut misalnya ia lakukan saat peringatan hari Korpri (29/11) dan hari Guru Nasional (1/12).
   
"Ya kan kita tidak boleh memberikan sesuatu. Kalau ketemu dengan masyarakat memang harus ada alat komunikasinya. Dulu alat komunikasinya misalnya kita beri untuk kerudung atau syal, lalu sepeda. Tapi sekarang kan nanti dari pada jadi ramai ya sekarang ini (foto) yang gampang, murah meriah, enggak bayar," jelas Presiden.

Baca juga: Jokowi dijadwalkan hadiri milad Madrasah Muallimin dan Muallimat Muhammadiyah
Baca juga: Buya Syafii: Hentikan anggapan Jokowi kurang perhatian terhadap Islam
Baca juga: Presiden bantu bangun kampus Muallimaat Muhammadiyah Yogyakarta
Presiden Joko Widodo melakukan swafoto dengan pada dosen dan pengurus Universitas Aisyiyah Yogyakarta pada Kamis (6/12) (Desca Lidya Natalia)

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018