Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore tertekan 134 poin menjadi Rp14.524 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.390 per dolar AS.Sentimen CAD kembali menjadi perhatian pasar setelah kekhawatiran atas perang dagang AS-China kembali muncul
Pengamat pasar uang dari Bank Woori Saudara Indonesia, Rully Nova di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa sentimen yang kembali membayangi pergerakan mata uang rupiah yakni defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).
"Sentimen CAD kembali menjadi perhatian pasar setelah kekhawatiran atas perang dagang AS-China kembali muncul," katanya.
Ia mengharapkan data cadangan devisa Indonesia yang sedianya akan dirilis pada akhir pekan ini (Jumat, 7/12) kembali mencatatkan peningkatan sehingga mengurangi kekhawatiran pasar terhadap neraca Indonesia.
Berdasarkan data BEI, posisi cadangan devisa Indonesia tercatat 115,2 miliar dolar AS pada akhir Oktober 2018, meningkat dibandingkan dengan 114,8 miliar dolar AS pada akhir September 2018.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan kinerja APBN pada 2018 membaik.
Realisasi belanja Negara pada Oktober 2018 mencapai 77,5 persen dari pagu, lebih tinggi dibandingkan periode sama dua tahun terakhir. Sementara penerimaan Negara diperkirakan naik 18,2 persen.
"Dengan potensi itu, defisit APBN 2018 bisa di bawah perkiraan sebelumnya sebesar 2,19 persen dari PDB," katanya.
Membaiknya kinerja realisasi APBN 2018 itu, menurut dia, bisa mengurangi persepsi risiko makroekonomi Indonesia.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (6/12), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp14.507 dibanding sebelumnya (5/12) di posisi Rp14.383 per dolar AS.
Baca juga: Terpengaruh sentimen negatif perang dagang, rupiah lanjutkan pelemahan
Baca juga: Rupiah melemah jadi Rp14.511
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2018