"Jika kita menerapkan pola hidup sehat dalam keluarga, maka stunting itu perlahan akan hilang di tengah-tengah masyarakat," kata Roni Ahmad yang lebih familiar dipanggil 'Abusyik'.
Pernyataan ini disampaikannya saat membuka acara "Pergerakan massa kampanye pencegahan stunting di Halaman Dinas Kesehatan setempat yang dihadiri unsur Forkopimda se-Kabupaten Pidie, Kamis.
Stunting merupakan sebuah kondisi di mana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya (kerdil).
"Jadi untuk mencengah terjadinya `stunting` pada generasi kita maka sudah saatnya untuk tidak lagi mengkonsumsi makanan berbahan kimia dan memenuhi asupan gizi," katanya.
Menurut dia, penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal anak lahir yang biasanya tampak setelah anak berusia dua tahun.
Belakangan ini, katanya, peredaran makanan berbahan kimia di tengah masyarakat seperti tidak mampu dibendung dan parahnya lagi jajanan berbahan kimia tersebut diperjualbelikan di sejumlah sekolah.
"Orang tua harus intens menyampaikan kepada anaknya agar tidak sembarang mengkonsumsi jajanan di luar dan ini dibutuhkan kesadaran kita semua," ujarnya.
Pada kesempatan itu dia juga mengajak semua masyarakat provinsi paling ujung barat Indonesia yang jumlah pendudukan sekitar 5 juta jiwa untuk menggalakkan kembali pola hidup sehat tanpa zat kimia.*
Baca juga: Pemkab Lampung Selatan optimistis turunkan angka stunting
Baca juga: Kemenkes: tubuh kecil perempuan berbahaya bagi kesehatan
Pewarta: Irman Yusuf
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018