• Beranda
  • Berita
  • LIPI paparkan capaian program rehabilitasi terumbu karang

LIPI paparkan capaian program rehabilitasi terumbu karang

10 Desember 2018 12:28 WIB
LIPI paparkan capaian program rehabilitasi terumbu karang
Wisatawan melihat kondisi terumbu karang di perairan Teluk Buton, Natuna, Kepulauan Riau, Selasa (1/8/2017). (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta (ANTARA News) - Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memaparkan capaian dua dekade pelaksanaan Program Rehabilitasi dan Manajemen Terumbu Karang (Coral Reef Rehabilitation and Management Program/COREMAP) di Indonesia.

Kepala Pusat Oseanografi LIPI Dirhamsyah mengatakan Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) LIPI sejak 1998 terlibat dalam kegiatan nasional COREMAP dan menghasilkan berbagai data dan informasi ilmiah seputar upaya restorasi dan pengelolaan ekosistem pesisir untuk menopang kebijakan nasional rehabilitasi dan manajemen pesisir.

"Capaian penting yang telah dihasilkan diantaranya indeks kesehatan ekosistem terumbu karang dan padang lamun, monitoring kesehatan eksosistem terumbu karang dan padang lamun, penyusunan basis data ekosistem pesisir nasional, pelatihan dan sertifikasi, riset prioritas berbasis kebutuhan serta penyelenggaraan ekspedisi pulau-pulau terluar," katanya di Jakarta, Senin.

Selain itu Ekspedisi Nusa Manggala masih akan berlangsung hingga 23 Desember 2018 untuk memetakan potensi sumber daya pesisir di pulau-pulau terdepan Indonesia di Provinsi Papua, Papua Barat dan Maluku Utara yang berada di kawasan Samudera Pasifik yakni Pulau Yiew, Budd, Fani, Miossu, Fanildo, Bras, Bepondi dan Liki.

"Ekspedisi ini mencakup empat tema yaitu ekologi, daya dukung lingkungan, geomorfologi, dan sosial-ekonomi," kata Dirhamsyah.

Hasil ekspedisi menunjukkan Pulau Yiew memiliki tutupan karang dengan kondisi sedang (26 persen) serta menjadi tempat hidup 44 spesies ikan karang, 29 spesies moluska dan 12 spesies burung, dua di antaranya adalah spesies endemik.

Sementara Brass-Fanildo diketahui memiliki atol sangat luas dengan tutupan karang yang baik (65 persen) dan beragam karang hias. Atol di Brass-Fanildo menjadi tempat perlindungan bagi beragam biota laut dari kondisi ekstrem Samudera Pasifik untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.

Ekspose 20 Tahun COREMAP juga mencakup acara bincang-bincang eksplorasi perairan Indonesia, paparan hasil penelitian, serta pameran hasil-hasil kegiatan COREMAP selama 2018.

Selain menyampaikan hasil monitoring ekosistem pesisir, lewat kegiatan itu LIPI juga menggali potensi ekstensifikasi kegiatan monitoring yang dapat bermanfaat bagi kepentingan nasional.

Dirhamsyah mengatakan sebagai negara maritim, Indonesia memiliki masyarakat yang menjadikan pesisir sebagai sumber dan sentra pertumbuhan ekonomi sehingga kebijakan manajemen lingkungan pesisir pada level nasional menjadi sangat vital.

Baca juga: Indonesia-Monako kerja sama konservasi terumbu karang
Baca juga: LIPI rekomedasikan budi daya untuk keberlanjutan karang

 

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018