“Itu memungkinkan bahwa kami akan tertarik. Jika mereka akan menjual pabrik atau tidak menggunakannya, kami akan mengambil alih,” kata Elon Musk kepada pembaca berita CBSNews dalam acara 60 Minutes, dikutip Senin.
Belum lama lalu, GM mengumumkan akan memangkas sekitar 14.000 karyawannya dan menutup sejumlah pabrik sebagai bagian dari program restrukturisasi di mana perusahaan ini akan fokus ke pengembangan mobil listrik dan swakemudi.
Menanggapi rencana GM untuk melipatkangandakan investasinya di mobil listrik, Elon Musk sebagai pemimpin Telsa—perusahaan yang juga fokus pada hal yang sama—, mengaku tidak merasa tersaingi.
Musk mengatakan apabila ada yang bisa memproduksi mobil listrik lebih baik dari Tesla itu tidak masalah. “Jika seseorang datang dan membuat mobil listrik lebih baik dari Tesla dan itu jauh lebih baik dibanding kami bahwa kami tidak bisa menjual mobil-mobil kami, dan kami bangkrut, saya tetap berfikir bahwa itu hal yang bagus untuk dunia.”
Bahkan, Elon Musk mengungkapkan bahwa perusahaannya akan membuat paten-paten yang dimilikinya open source (terbuka) dan boleh digunakan oleh siapa pun yang berminat untuk mengembangkannya.
Mengenai kritik pedas belakangan ini bahwa Tesla di ambang kegagalan untuk mempertahankan keberadaannya sebagai produsen mobil listrik terbesar di dunia, Elon Musk menanggapi bahwa asumsi para pengkritik itu salah.
Sejak gagalnya Elon Musk untuk memprivatisasi Tesla menjadi perusahaan perorangan karena tidak disetujui para pemegang saham perusahaan publik ini, Tesla telah banyak berubah.
Meskipun diakuinya, kebangkitan kembali Tesla tidak lah mudah, di mana mereka harus bekerja siang malam untuk memenuhi target mobil listrik Model 3 sejumlah 5.000 unit per minggu, Musk mengatakan semua berjalan dengan baik.
Menurut Musk, untuk memenuhi target produksi itu, pekerja Tesla harus bekerja 120 jam seminggu dan tidak meninggalkan pabrik. “Kami ingin membuat ini jelas kepada tim. Mereka perlu tahu betapa beratnya itu bagi mereka.”
Mobil listrik Model 3 yang diproduksi Tesla mampu berakselerasi dari 0-100km per jam dalam waktu 3 detik dan mampu menjelajah hingga lebih 300 mil dalam satu kali pengisian daya baterai penuh.
Semula Model 3 akan dijual dengan harga 35.000 dolar (sekitar Rp500 juta) per unit tapi rencana itu batal karena ongkos produksinya mencapai 49.000 dolar (Rp712 juta).
Elon Musk mengatakan perjuangannya untuk memenuhi produksi target produksi Model 3 itu merupakan perjuangan hidup dan mati demi untuk meraih kondisi yang menguntungkan atau profitable.
“Itu hidup atau mati. Kami kehilangan 50, terkadang 100 juta dolar (Rp700-an miliar hingga Rp1,4 triliun) seminggu. Kehabisan uang,” katanya.
Tapi semua itu, kata Elon Musk, semua itu merupakan pengorbanan untuk menghindarkan Tesla dari kebrangkrutan.
“Ada kritik tanpa henti, tanpa henti dan keterlaluan dan tidak adil. Karena apa yang sebenarnya terjadi di sini adalah kisah sukses Amerika yang luar biasa. Semua orang ini bekerja keras dari siang dan malam untuk mewujudkannya. Dan mereka percaya pada mimpi itu. Dan itu lah kisah yang benar-benar harus diceritakan,” kata Elon Musk.
Baca juga: Tesla Model 3 dikirim Februari 2019
Baca juga: Tesla mulai produksi di China tahun depan
Pewarta: Suryanto
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018