• Beranda
  • Berita
  • 75 juta perangkat pertanian terhubung ke internet pada 2020

75 juta perangkat pertanian terhubung ke internet pada 2020

11 Desember 2018 02:50 WIB
75 juta perangkat pertanian terhubung ke internet pada 2020
Pengembang IoT menunjukkan minatur rumah pintar yang dikembangkannnya saat peresmian Laboratorium IoT X-Camp di XL Axiata Tower, Jakarta, Selasa (13/11/2018). Lab ini untuk mengembangkan inovasi Internet of Things (IoT) sebagai salah satu solusi digital untuk mempermudah berbagai aktivitas individu dan industri. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Yogyakarta  (ANTARA News)  - Pemasangan perangkat yang tersambung ke internet (Internet of things /IoT)  di dunia pertanian akan meningkat dari 30 juta pada 2015 menjadi 75 juta unit pada 2020, kata Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Ismunandar.

"Maka amat penting untuk menyikapinya dengan terus melakukan riset inovatif di bidang agrikultur di era revolusi  industri 4.0 untuk mendorong masa depan pertanian Indonesia," kata Ismunandar dalam pidato pada acara Dies Natalis ke-60 Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogyakarta di Yogyakarta, Senin.

Dia melanjutkan, hasil riset Business Insider Intelligence, suatu layanan riset premium itu menyebut  di era revolusi industri 4.0 penerapan solusi internet untuk segala (internet of things / IoT), data besar (big data), dan pertanian cerdas (smart farming)  di bidang pertanian sudah semakin luas.

Karena itu, semua prediksi ini harus disikapi dengan persiapan penyediaan sumber daya manusia yang memadai di perguruan-perguruan tinggi pertanian.

"Kemenristekdikdi selalu mendorong perguruan tinggi untuk selalu melakukan inovasi, dan juga harus bisa menghasilkan riset-riset berdasarkan permintaan atau permasalahan," katanya.

Dia mengatakan, perguruan tinggi di Indonesia harus dapat melakukan perubahan dan pembaharuan pendidikan yang mengkombinasikan keunggulan akademiknya, kebutuhan pasar dan kebutuhan masyarakat sekaligus masa depan, terutama menghadapi era industri 4.0.

Selain itu, kata dia, riset-riset di sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan tersebut harus berdasarkan hasil turun lapangan karena hasil penelitian tersebut ditujukan untuk memecahkan permasalahan lokal yang nantinya akan berguna untuk masyarakat secara luas.

"Penelitian akademik perlu dikembangkan menjadi penelitian untuk menjawab permasalahan nyata (goal-oriented research), bukan sekedar tuntutan akademik. Selain itu kegiatan penelitian selayaknya juga difokuskan pada upaya untuk meningkatkan daya saing bangsa," katanya.

 Kemudian, lanjut dia, perguruan tinggi juga harus selalu memperluas dan memperkuat kemitraan dengan industri, pemda, asosiasi profesi, lembaga pendidikan dan masyarakat.

  
Baca juga: Seluruh desa di Jawa Barat jadi desa digital 5 tahun lagi
Baca juga: Sisi gelap dan terang era digital
 

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018